Tak semalu-malu seperti kemarin. Malam ini bulan menampakan wajahnya
sangat indah, cantik. Disudut beranda kostan sambil sesekali menggerogoti rokok-ku
dan meneguk kopi hitam yang mulai dingin buatan tadi sore aku menikmati
cahayanya. Lalu, ada masa yang selalu terekam dalam ingatanku adalah pada
malam-malam dingin diteras sembilan gunung lompobattang.
Lampu-lampu
perkotaan berkelap-kelip dari kejauhan. Tentang api unggun yang menghangatkan
aku kalian dan kita. Sementara ada junior-junior menggigil kedinginan
ditenda-tendanya bahkan ada yang tidur diluar, nasib menjadi anggota baru.
Dibawah bayangan sinar bulan kita bercerita banyak hal hingga bulan meredup
malam itu. Dulu, dalam suatu masa.
Malam
minggu dikamar kosan, Menulis singkat sebelum cahaya bulan malam ini meredup.