April 21, 2014

Jejak Kaki Tertoreh di Lembaran Sebuah Buku



Buku Jelajah Negeri Sendiri
Satu tulisan saya

Hakikat dari perjalanan adalah untuk berbagi serta bercerita kepada orang lain entah dimana berada. Bertutur secara jujur terhadap apa yang mampu ia tangkap oleh indra penglihatan lalu mengabarkannya melalui media bernama tulisan. Saya selalu memercayai dengan menuliskannya seolah menebar benih kebaikan yang kelak akan saya semai hasilnya.

Kemarin sore, saya menerima paket dari salah satu jasa pengiriman. Bungkusan tersebut berisi buku dari salah satu penerbit ternama yakni bentang pustaka. Buku tersebut merupakan kumpulan catatan para blogger atau biasa disebut kompasianer. Ada banyak catatan perjalanan dengan sudut pandang, gaya bahasa dan berbagai pengalaman menarik tentang hal-hal unik di penjuru negeri ini yang luput dari perhatian orang banyak. Melalui buku karya para kompasianer ini akan menjadi referensi para pejalan atau siapa saja untuk melihat lebih dekat segala kekayaan serta kekhasan yang dimiliki tanah pertiwi ini.

Apa yang membahagiakan bagi saya hingga bernilai lebih dari buku jelajah negeri sendiri adalah satu tulisan saya dimuat di dalamnya. Tulisan tersebut merupakan hasil dari perjalanan saya beberapa tahun lalu saat berlebaran haji di puncak gunung bawakaraeng, sulawesi selatan. Yang uniknya saat bertemu, melihat banyak warga yang melaksanakan shalat di tengah kondisi alam yang saat itu gerimis dan tertutup kabut dengan cuaca  amat dingin. Rupanya pengalaman tersebut menarik pihak penerbit untuk mencetaknya bersama catatan perjalanan para blogger lainnya.

Dimuatnya catatan saya di buku tersebut akan menjadi pemantik untuk terus belajar menulis dan mengasah imaji yang saya miliki. Juga ingin mewujudkan mimpi-mimpi terpendam yang ingin selalu melihat lebih dekat wajah lain keindahan negeri ini lalu menulisannya. Saya selalu mengagumi serta terilhami dari ibn batutah, sang pengembara muslim ternama sejagat dimana catatan dan pengalamannya selalu menarik dan menggugah siapa saja.

Saat ini saya percaya defenisi bahagia itu seperti ini ketika tulisan kita mendapat apresiasi dari orang lain terlampau itu datangnya dari salah satu penerbit ternama. Terakhir, ucapan terimakasih kepada pihak kompasiana dan bentang pustaka yang telah memilih tulisan saya untuk diterbitkan. Saya menyukuri hal ini. Sungguh!

April 01, 2014

Saya Takjub pada Perempuan ini

Kepada perempuan yang gemar beriqra. Juga perempuan yang pantang menyerah menelusuri setapak dan rimba imaji lalu menuliskannya sebagai secercah oase bagi orang lain. Sungguh, saya menaruh kagum padanya. Duh, blog...

TERPOPULER BULAN INI