Gurilawati
merupakan istilah/bahasa tersendiri untuk panggilan rekan-rekanku para wanita-wanita
tangguh disuatu unit kegiatan mahasiswa ditingkat Universitas Hasanuddin yaitu Sar
Unhas Makassar. Gurila singkatan dari gunung, rimba, laut adalah nama dari basecamp/posko dimana lembaga
tersebut menjalankan aktivitas-aktivitas keorganisasiannya sedangkan wati perumpamaan untuk perempuan/wanita.
Di sar unhas sama halnya dengan komunitas-komunitas lainnya wanita selalu hadir
dan memberi warna tersendiri ditengah-tengah dominasi kaum pria. Menarik untuk
disimak kiprah dari mereka.
Mereka para perempuan ini
melakoni kehidupan dunia mahasiswa sebagai bagian dari anggota sar (search and
rescue = mencari dan menolong) yang berarti selain urusan akademik perkuliahan
semata mereka juga memiliki nilai kepekaan tinggi terhadap gejala-gejala sosial
yang terjadi disekitar dalam hal ini tentang mahasiswa dan tanggung jawab
kemanusiaannya. Ini adalah bagian dari tri dharma perguruan tinggi yaitu
pengabdian kepada masyarakat. Dan terbukti mereka telah mewujudkan cita-cita
mulia itu dengan terjun langsung dalam setiap operasi SAR penyelamatan/pencarian
baik di gunung-hutan, sungai, laut atau bencana lainnya.
Hanya sebagian kecil dari
sekian ribu-an orang mahasiswa yang bisa bergabung dalam tim penyelamat ini (rescuer).
Dalam setiap perekrutan anggota (regenerasi) untuk setiap tahunnya, mereka wanita-wanita
yang bisa berproses didalamnya hanya sekitar lima hingga enam orang saja
dibandingkan kaum lelaki yang puluhan orang.
Angka yang sangat sedikit dibanding jumlah keseluruhan mahasiswa unhas yang
masuk dalam setiap tahunnya.
Bisa jadi, manifestasi jiwa
seorang petualang/rescuer itu hanya lahir pada segelintir orang saja terlebih
itu pada kaum hawa. Maka dari itu hanya beberapa orang teman-teman mahasiswa
yang bisa ambil bagian dalam kegiatan ini. SAR Unhas mewakili keseluruhan
mahasiswa Unhas lainnya selalu tampil terdepan dalam penanganan bencana.
Sebagai contoh, dalam
penyelenggaraan operasi sar di gunung Bawakaraeng tahun 2008 lalu seorang
gurilawati turut serta bersama-sama dengan tim lainnya melakukan evakuasi dua
orang jenazah. Hanya dia seorang wanita saat itu, berhari-hari harus melawan
hawa dingin diatas gunung adalah hal yang luar biasa dan dibutuhkan mental serta
fisik yang kuat. Suatu pemandangan yang langka, bukan?
Saat bencana tsunami Aceh
tahun 2005 lalu Sar unhas juga mengirimkan beberapa anggotanya salah satunya
adalah seorang perempuan untuk membantu melakukan proses evakuasi disana. Pencarian
pesawat adam air, banjir bandang serta masih banyak contoh lainnya. Pada umumnya
setiap Sru (unit tim penyelamat) yang diturunkan sar unhas ke lapangan atau pada
kegiatan lainnya pasti ada wanita yang ikut serta didalamnya. Tak bisa
dipungkiri kegiatan seperti ini butuh nyali dan terkadang harus bisa survive
pada kondisi-kondisi tertentu. Hal lainnya, harus ikhlas karena ini adalah
panggilan nurani dengan selalu percaya bahwa Tuhan pasti membalasnya dengan
ganjaran yang terbaik. Semoga kita selalu menjadi manusia yang berguna dan
peduli untuk lingkungan sekitar kita.
Tulisan ini saya dedikasikan
buat teman-teman di ruang poetry Sar Unhas Makassar serta dua orang anggotanya
yang saat ini lagi mengikuti pelatihan Kartini Jungle Survival di Gunung Geger Bentang, Pulau Jawa yang diadakan oleh Yayasan Survival Indonesia. Maju terus
wanita Indonesia, Semoga…
Selamat Hari Kartini
Damailah Bumi Beserta
Isinya