Sudah empat bulanan ini sepatu gunung yang
mulai robek itu berada pada tumpukan sepatu di rak-rak depan kamar kosan.
Sudah mulai dipenuhi sarang laba-laba dan kelihatan usang, kotor dan berdebu.
Begitupula dengan Ransel ukuran 80 ltr warna biru yang biasa menjadi teman
paling setia berpergian kemana-mana. Carrier yang biasa memuat didalamnya matras,
SB, jacket tebal warna merah dan perlengkapan pendakian lainnya itu sudah tak
terawat lagi...
Andaikata bisa berbicara, mereka akan
berkata pada tuan pemilik “kami sudah terlalu rindu pada kabut tipis, pada wangi
bunga edelweis yang selalu berbicara tentang keabadian, ketulusan dan
pengorbanan. Rindu akan triangulasi yang selalu menjadi impian para pendaki
gunung walau itu bukan tujuan akhir. Pada senja yang kadang menampakkan warna jingga walau bukan orange yang sesungguhnya. Serta belaian angin malam yang dinginnya selalu
menusuk-nusuk tulang”…
Carrier, sepatu gunung, tas kecil,
celana lapangan robek-robek nyaris tak bisa terpakai lagi, baju kemeja lengan
panjang, gaitter dan perlengkapan pendakian lainnya sudah menjadi kawan terbaik
bagi sang pemilik. Sudah terlalu banyak cerita dan kenangan yang terukir dengan
barang-barang tersebut. Diantara suka dukanya, pendakian pertama gunung
lompobattang yang nyaris hypothermia di pos tujuh akibat sepanjang hari dan malam
diguyur hujan. Tenda dari ponco bocor, angin malam keluar masuk tenda, SB basah
mengandalkan jacket yang tak bisa menahan dingin hingga terasa sampai pada
tulang, sungguh tidak bisa tidur semalaman.
Cerita lainnya nyaris terhempas badai di puncak rantemario pegunungan latimojong, puncak Sulawesi. Dan masih banyak cerita lainnya yang tidak sempat digoreskan pada halaman ini. Tenanglah kawan aku sudah menyimpan rapi cerita kita dalam folder perjalanan. Ada banyak catatan-catatan sejarah petualanganku disana semuanya menarik dan mereka perlu membacanya.
Untukmu sepatu gunung, sabar saja dulu akan ada waktu untuk kita berpetualang lagi...
Cerita lainnya nyaris terhempas badai di puncak rantemario pegunungan latimojong, puncak Sulawesi. Dan masih banyak cerita lainnya yang tidak sempat digoreskan pada halaman ini. Tenanglah kawan aku sudah menyimpan rapi cerita kita dalam folder perjalanan. Ada banyak catatan-catatan sejarah petualanganku disana semuanya menarik dan mereka perlu membacanya.
Untukmu sepatu gunung, sabar saja dulu akan ada waktu untuk kita berpetualang lagi...