‘’Satu hal yang amat membahagiakan dalam hidup adalah ketika mampu memenuhi nafsu-nafsu berpetualang…’’ @LaOde
Ilustrasi/Dok. Pribadi |
Saya juga selalu merasa beruntung terlampau
berlebihan bahagia dengan melalui kebiasaan-kebiasaan masa kecil yang unik nan
menyenangkan ini.
Mengetahui beragam cara memancing, memanah atau menembak ikan, menjaring, ikan, memasang perangkap ikan dengan bubu, dan masih banyak pengalaman lainnya yang tak pernah dilewati bagi anak-anak perkotaan.Yah, aktifitas semacam itu merupakan modal dan dasar seseorang dalam menggeluti dunia alam terbuka. Layaknya bisa berenang, bagi saya hal ini mestinya dikuasai oleh mereka para penggiat alam bebas sebab sebagai cara dalam survive. Ini juga modal saya bergabung di Sar Unhas dimana kegiatannya (operasi sar) selalu bersentuhan dengan air.
Mengetahui beragam cara memancing, memanah atau menembak ikan, menjaring, ikan, memasang perangkap ikan dengan bubu, dan masih banyak pengalaman lainnya yang tak pernah dilewati bagi anak-anak perkotaan.Yah, aktifitas semacam itu merupakan modal dan dasar seseorang dalam menggeluti dunia alam terbuka. Layaknya bisa berenang, bagi saya hal ini mestinya dikuasai oleh mereka para penggiat alam bebas sebab sebagai cara dalam survive. Ini juga modal saya bergabung di Sar Unhas dimana kegiatannya (operasi sar) selalu bersentuhan dengan air.
Bicara petualangan adalah bicara tentang
obsesi-obsesi diri. Begitupun dengan saya pribadi tentu saja ada obsesi tersendiri
yang terkadang terlalu naif untuk diceritakan. Namun keinginan tersebut selalu
saya dengungkan ke atas mega-mega sana. Semoga kelak terkabulkan. Tentunya
dengan berkat penguasa langit. Maka tak ada salahnya melukiskannnya ke atas
kanvas harapan.
Obsesi pertama, Ingin mendaki Solo. Bagi saya mendaki gunung adalah candu.
Seseorang yang sering atau pernah naik gunung pasti akan merindukan saat-saat
dimana ia berada di puncak. Pikirannya juga akan seringkali bermemori tentang
percumbuannya dengan kelelangan alam liar di tengah hutan sana. Ia juga akan
merindukan tentang kabut romantis, tentang dingin yang kadang nyaris membekukan
sel-sel darah. Dan satu hal lagi yakni berada di atas gunung adalah berada di salah
satu tempat di belahan bumi dengan kondisi damai nan tentram, setidaknya jiwa
seseorang merasakan hal demikian.
Walau saya bukanlah penakluk banyak
gunung layaknya orang lain namun setidaknya pernah juga mencumbui gunung dan
menerjangi kabut romantisnya. Maka obsesi yang ingin saya lakukan adalah
mendaki solo, melintasi gunung lompobattang-gunung bawakaraeng. Terkesan
keramat menurut beberapa pendaki namun disitulah sejatinya tantangannya.
Mendaki solo adalah tentang penaklukan dan menantang diri sendiri dari keangkuhan.
Menjelajahi hutan seorang diri merupakan pencapaian namun apakah mampu melampaui
push limit, vertical limit situasi yang dihadapi atau tidak. Nah, disanalah
menariknya.
Obsesi kedua, melayari seluruh pulau-pulau wakatobi dengan perahu tradisional yakni dengan
perahu lepa-lepa. Ini juga menjadi obsesi terbesar saya denga terlahir sebagai
anak pulau, barangkali tak ada yang berpikiran segila ini. Namun itulah wajah
petualangan penuh dengan tantangan yang selalu sepadan dengan akibat-akibat
yang ditimbulkannya semisal kematian bagi pelakunya.
Ilustrasi/Google |
Berjibaku dengan ombak ganas laut banda
yang membatasi geografis wakatobi tentu akan menimbulkan tantangan tersendiri.
Terlebih kapal yang akan digunakan adalah lepa-lepa, jenis kapal tradisional
para pelaut dahulu. Dari sisi stabilitas terbilang cukup tinggi dan aman. Akan
saya singgahi seluruh daratan pulau tukang besi tersebut. Akan saya catat
seluruh pelayaran dan pengalaman yang didapat. Kelak kisah itu akan saya
hadiahkan kepada anak saya. Dengan sebuah harapan bahwa mencintai lebih dekat tanah
leluhurnya lewat perjalanan adalah satu cara langka yang tak pernah diinginkan
orang lain.
Sebuah alasan lain mengapa memendam
obsesi ini adalah karena saya amat mengagumi Ibn Batutah, sang pengembara yang telah
berjalan cukup jauh dengan banyak pengalaman. Ia pun selalu mencatat
perjalanannya, entah itu saat berlayar membelah lautan, melewati badai di gurun
dan sebagainya. Ibn Batutah adalah panutan dan teladan dalam mengembara.
Obsesi lainnya jauh lebih hebat yakni mengunjungi
gua hira. Tempat yang bernilai historis
tinggi dari kisah orang suci. Di tanah arab itu juga saya ingin menunaikan
haji, ibadah yang paling dirindukan ummat manusia di jagat raya ini. Disinilah petualangan
paling di inginkan oleh manusia, tempat yang mesti kunjungi jika ia mampu. Tak
ada hal lain yang paling istimewa selain tempat itu dalam ruang-ruang obsesi yang
saya ciptakan.
Lantas, bagaimana dengan anda apakah
memiliki obsesi-obsesi lain. Jika ya, maka mari melukiskannya(*).
- Sedang merindukan naik gunung
Wakatobi itu terkenal dengan surga bawah laut yang mengagumkan. Suatu saat pengen kesana. Salam
ReplyDeleteamiin. semoga bisa kesana. salam kembali
Deleteaih, memang mantap ya kalau jadi petualang seperti itu.
ReplyDeletesaya rasa saya butuh refreshing, saya masih harus disibukan dengan berbagai urusan yang bikin stress :(
ei bro, followback blog dong :)
Deletehehehe
setiap orang butuh refreshing dari kesibukan rutinitas. dan alam selalu jadi tmpt yg mendamaikan jiwa. baik nanti d followback.. salam blogger.
DeleteWah, jiwa petualang dengan alamnya tinggi. Kalo saya lebih suka jalan-jalan yang fun dan menyenangkan.. biar cepet fresh hehe
ReplyDeleteitu jg lebih menyenangkan mbak... yg penting fun
DeletePengen rasanya menjelajah indonesia... Kyaknya butuh bertahun-tahun buat ngabisinnya.
ReplyDeletedimulai dari mengenal dan mencintai daerah kita sendiri dl mas. baru dalam lingkup luas bernama indonesia.... hehe. salam
DeleteHahaha iya bner...
DeleteKembali teringat masa kecil waktu masih tinggal di rumah yang gak jauh dari pantai.
ReplyDeletesiipp...
Delete