"Manusia akan berubah sesuai jarak dan waktu..
Bulan dan hari-hari yang gulana sempat menimpaku tempo hari. nyaris saja membuatku mengalami kelumpuhan. Tak banyak orang terdekat saya yang mengetahui peristiwa ini terlebih calon kekasih. Tak banyak yang menghampiri datang menghadirkan suplemen penguat buat saya yakni senyum yang barangkali akan menjadi semacam obat mujarab yang menguatkan saya. Hal ini luput dari mereka..
Masa-masa survive yang melebihi tingkat kesulitan dari kondisi di tengah belantara sana. atau samudera dengan ombak ganasnya. Tidak juga pada terjangan badai di puncak sulawesi pegunungan latimojong beberapa tahun lalu bersama beberapa kawan petualangan. Sungguh kali ini amatlah membahayakan jiwa saya..
Orang-orang satu sama lain semakin menutup muka. Sinis, menertawakan dan mencemoh saya atau menjajah dengan pertanyaan-pernyaan yang belum sempat saya jawab waktu itu. hari- hari seperti ini adalah santapan buat saya, tidak mengenakkan. Mereka tidak menyahut lagi, kalian telah angkuh. Tak mengapa saya telah mencatat hal ini kedalam buku catatan harian saya.
Barangkali ini adalah serangkaian perstiwa hidup yang harus saya lalui dan mungkin pula ini telah tertulis rapi, hanya perlu menjalaninya. Tapi satu yang saya pahami dan itu pasti, tentang hikmah dan pelajaran-pelajaran hidup yang amat begitu berharga. Ya, ini semakin menguatkan saya. percayalah. Hidup memang tidak boleh lurus-lurus saja, bukan.
Ditengah peristiwa yang menimpa saya. Datanglah malaikat-malaikat penyelamat yang membebaskan dari hal yang sempat membahayakan jiwa saya tadi. Mereka adalah kawan lama, dua orang sahabat saya. Inilah bentuk persahabatan sejati pikirku. Suatu tontonan yang begitu mahal dari kehidupan yang semakin menjemukan.
Ucapan terimakasihku yang tulus pada kalian telah datang jauh-jauh dari seberang samudera sana meninggalkan orang terkasih kalian hanya membawa secangkir suplement penguat yang saya butuhkan. Hidup saya saat itu kembali menguat. Obat yang kalian hantarkan sangatlah ampuh dan mujarab. Nama kalian telah saya catat rapi dengan huruf arial pada buku catatan petualang dalam daypack merah kesayangan saya.
Kelak anak-anak saya, jagat dan bumi harus membaca cerita ini. Suatu waktu saya juga akan mendongengkan semua ini pada mereka di beranda rumah. Nama kalianpun harus mereka lafazkan dalam doa-doa yang terpanjatkan.
Orang-orang satu sama lain semakin menutup muka. Sinis, menertawakan dan mencemoh saya atau menjajah dengan pertanyaan-pernyaan yang belum sempat saya jawab waktu itu. hari- hari seperti ini adalah santapan buat saya, tidak mengenakkan. Mereka tidak menyahut lagi, kalian telah angkuh. Tak mengapa saya telah mencatat hal ini kedalam buku catatan harian saya.
Barangkali ini adalah serangkaian perstiwa hidup yang harus saya lalui dan mungkin pula ini telah tertulis rapi, hanya perlu menjalaninya. Tapi satu yang saya pahami dan itu pasti, tentang hikmah dan pelajaran-pelajaran hidup yang amat begitu berharga. Ya, ini semakin menguatkan saya. percayalah. Hidup memang tidak boleh lurus-lurus saja, bukan.
Ditengah peristiwa yang menimpa saya. Datanglah malaikat-malaikat penyelamat yang membebaskan dari hal yang sempat membahayakan jiwa saya tadi. Mereka adalah kawan lama, dua orang sahabat saya. Inilah bentuk persahabatan sejati pikirku. Suatu tontonan yang begitu mahal dari kehidupan yang semakin menjemukan.
Ucapan terimakasihku yang tulus pada kalian telah datang jauh-jauh dari seberang samudera sana meninggalkan orang terkasih kalian hanya membawa secangkir suplement penguat yang saya butuhkan. Hidup saya saat itu kembali menguat. Obat yang kalian hantarkan sangatlah ampuh dan mujarab. Nama kalian telah saya catat rapi dengan huruf arial pada buku catatan petualang dalam daypack merah kesayangan saya.
Kelak anak-anak saya, jagat dan bumi harus membaca cerita ini. Suatu waktu saya juga akan mendongengkan semua ini pada mereka di beranda rumah. Nama kalianpun harus mereka lafazkan dalam doa-doa yang terpanjatkan.