October 27, 2019

Nikmat Menyelam


saya ketika di foto oleh ponglinks

Barangkali disini menjadi pemandu selam adalah hal yang amat tak prestisius, rambut gondrong keemasan, kulit gosong, melaut hanya mengenakan celana pendek dan bersendalkan jepit. Namun bagi saya itulah kemerdekaan. Dan saya menyukai petualangan dan bahaya dari aktifitas ini!

Awal bulan ini, empat belas hari menyelam. Turis-turis berdatangan mulai dari grup lokal (indonesia) lalu disambung oleh grup asal spanyol. Setelah itu disambung lagi dua dan tiga turis asal france dan india yang berhari-hari menyelam di Tomia. Barangkali bisa dibilang sebagai bulan yang sibuk sebab hari-hari di lautan. Pergi pagi pulang sore dan esoknya rutinitas kembali berlangsung demikian. 


Untungnya saya tidak dapat jatah menyelam malam (night dive). Maklumlah temperatur masih lumayan dingin untuk tubuh kurus diri ini, baju selam yang saya kenakan pun lumayan tipis serta beberapa pelengkapan yang mestinya untuk menangkal suhu saat musim timur seperti ini belum saya miliki. Jika saya umpamakan suhunya seperti pada pos 9 gunung Lompobattang, teman-teman mendaki saya di makassar pasti tahu situasinya. Nah, demikian halnya dilaut terlebih saat naik ke permukaan setelah menyelam lalu di tiup angin, oh well bergetar tubuh apalagi pada dive ke-3. Hehe!

Ada yang complain pribadi ke saya, namun ada banyak pula yang memberikan pujian seperti “you have good eyes” kata mereka setelah menemukan banyak objek untuk mereka foto. Barangkali saja itu hal biasa dalam industri jasa. Kadang-kadang jika terlalu senang mereka akan menitipkan amplop untuk pembeli kopi. Namun sebaliknya jika tak sesuai ekspektasi mereka yeah seperti tadi. Selama berapa tahun terakhir mengenali rekreasi bawah air, setidaknya saya sudah melihat kejadian-kejadian unik sebab turis punya karakter yang beragam. Saya menikmati setiap inchi proses itu. Saya masih menajamkan insting dan penglihatan serta banyak hal yang masih harus dipelajari, pelan-pelan saja!

Tetapi sebagai seorang beginner seperti saya selalu menyenangkan menemani turis diving  yang expert dengan gagah membawa camera seperti robot. Saya banyak melihat serta belajar dari mereka. Menyelam dengan perlahan sambil mencari objek untuk diabadikan. Sekali lagi saya suka dengan gaya menyelam seperti ini, menikmati setiap kayuhan/kicking dan hembusan bubbles dengan melihat dan mengecek celah-celah karang serta mengamati kehidupan bawah laut yang mengagumkan. Terkadang ada yang bilang pada saya bahwa ia hampir tertidur dibawah sana, katanya dengan nada canda. Buat saya pribadi itulah kenikmatan hakiki dari menyelam itu sendiri. Jadi tak perlu buru-buru atau balap di bawah sana nanti isi tabung cepat habis.

Akhir-akhir ini sepertinya yang diatas sana memberikan saya kejutan, nikmat dan keberuntungan. Saya menjumpai banyak hal berbau macro. Setelah naik kepermukaan akan langsung mengeceknya di ebook smartphone saya, maklumlah terlalu banyak dan nama latin yang aneh hingga tidak kesemuanya untuk dihafal. Ada yang baru saya lihat begitu juga terkadang turis yang saya temani akan berkata kalau ia pun baru melihatnya never seen before, imbuhnya. Beberapa diantaranya saya akan menandai posisinya dimana seperti kedalaman berapa dan habitat apa objek tersebut berada. Nah sehingga pada penyelaman selanjutnya atau jikalau ada tamu diving yang meminta atau fokus pada makro underwater akan saya tunjukan. Sejatinya ditempat saya belajar menyelam sekarang ini, kami punya beberapa spot untuk penyuka makro underwater dan big fish tentunya.

Tahukah bahwa tamu-tamu diving datang dengan demand yang berbeda-beda. Syukur-syukur kalau datang hanya untuk bersantai ria. Aakan tetapi ada yang fokus untuk melihat ikan-kan besar. Ini akan sedikit sulit untuk area Tomia, walaupun kami punya beberapa spot untuk melihatnya. Barangkali saran saya tamu-tamu sebaiknya sudah harus expert dan punya pengalaman menyelam dalam dan menyelam di arus kencang. Lain lagi kalau mencari objek-objek kecil atau super kecil ditengah-tengah sebaran karang Tomia nan luas ini, eh ketika dicari mati-matian akan sulit dijumpai dan giliran tak dicari akan muncul begitu saja. Nah, disinilah kejelian seorang pemandu selam.

Satu hal yang harus diketahui bahwa menyelam di lautan itu tak seperti menyelam di kolam yang sudah ditahu pasti isinya. Laut tidak, terkadang arus dan gelombang yang akan menghambat. Memang keinginan kita kadang tak sesuai kehendak Penguasa Lautan. Tentunya kita hanya perlu berusaha dan menyelam lagi dan lagi. Saya beruntung punya kesempatan menyelam untuk melihat lebih banyak lagi makhluk unik dan indah serta menyaksikan momen-momen yang luar biasa di bawah laut sana. puji syukur tiada terkira!

Namun pada akhirnya saya masih harus menyelam lebih dan terus belajar lagi dan lagi. Semoga Tuhan senantiasa melindungi saya.

Selamat Hari Sumpah Pemuda! Ayo menyelam untuk mengenali keindahan alam Indonesia yang menakjubkan ini. 



-          Pulau Tomia, 28 Oktober 2019




Comments
0 Comments

No comments:

Post a Comment

TERPOPULER BULAN INI