September 27, 2014

Berolahraga (Lari) Serupa Ibadah Wajib

Ilustrasi/google


BEROLAHRAGA, bagi saya serupa ibadah wajib semisal shalat sebab keduanya adalah kebutuhan. Mau tidak mau harus saya tunaikan kewajiban itu sebagai pemenuhan asupan bagi jasmani dan rohani. Untuk bisa melahirkan tubuh yang sehat seseorang harus menggerakan serta melatih otot-ototnya agar tidak kaku. Dan saya adalah orang yang paling takut tak menunaikan hal itu. Takut karena pada titik itu sakit akan mudah menghinggapi tubuh yang tak kuasa ini, tubuh yang hanya terbungkus oleh segumpal daging dan tulang. 

Dahulu, semasa kecil dikampung bermain bola adalah hal yang paling menyenangkan. Entah itu dilakukan di halaman sekolah ketika lonceng istrahat dibunyikan ataukah sepulang sekolah tatkala sore hari dengan kembali bermain bola di pasir putih pinggiran pantai belakang rumah. Alhasil karena sejak dari kecil sudah menyukai bola maka tak mengherankan lutut dan betis saya dipenuhi  bekas luka. Tak mengherankan pula jika saya sangat menggemari olah raga terpopuler sejagat ini dan memiliki klub kebanggaan tersendiri yakni AC Milan sebagai klub sepakbola yang lahir dengan tradisi juara. Saya juga mengagumi seorang pemain bola yakni Andrea Pirlo, seorang maestro lapangan hijau. Saya masih menyimpan angan-angan kelak suatu hari bisa bertemu dengannya untuk sekedar minum kopi bersama dan menimba ilmu tekhnik mengeksekusi bola mati darinya yang terkenal nan mematikan serta akurat.

Saya saat mengikuti pertandingan tarkam
(Foto/Hazam)

Selain permainan tradisional,  Banyak jenis olahraga yang biasa saya lakukan saat berada di kampung halaman Pulau Tomia,  seperti bermain bola tiap sore bisa juga bermain takraw atau berenang di laut dekat rumah. Barangkali karena hal tersebut dan itu berlangsung sejak dulu maka sekarang pun seolah menjadi kebutuhan yang harus sesering mungkin dilakukan. Saya selalu merasa ada yang kurang jika mendadak berhenti melakukan gerakan-gerakan olahraga. Tubuh saya akan kaku dan berat badan pun bertambah.

Di kota yang saya tempati sekarang berolahraga menjadi barang yang mahal. Seseorang harus menyewa tempat misalnya ketika hendak bermain futsal atau melakukan fitness termasuk jika ingin berenang maka harus membayar biaya masuk untuk menggunakan fasilitas yang ada. Namun orang kota tak mempesoalkan masalah biaya, toh sehat itu bernilai mahal dan itu adalah kebutuhan bagi jasmaninya maka mereka akan rela merogeh koceknya lebih sering. Termasuk saya sendiri yang sekali-kali menyewa lapangan futsal.

Sejak sewindu lalu dan saat itu memutuskan menyukai aktifitas outdoor semisal naik gunung maka latihan membina jasmani harus intens. Saya selalu meyakini modal berharga untuk olahraga terkategori berat tersebut adalah dengan melatih fisik saya secara kontinu. Bagaimana mungkin saya bisa membawa kerel sebesar itu dengan melalui medan berkontur menanjak tanpa tumpuan kaki yang kuat untuk menopangnya. Seberapa lama bertahannya tubuh untuk membunuh malam-malam dingin alam liar di atas sana tanpa fisik yang prima. Saya merasa berolahraga adalah obat penangkalnya dan hingga hari ini itu sangatlah ampuh. Fisik yang baik sangat mempengaruhi dan akan mengurangi faktor resiko yang timbul dalam diri seseorang. Bagi saya perkara fisik adalah hal mutlak yang tertera dalam buku panduan mendaki yang saya punyai.

Hal yang paling rutin adalah latihan lari atau jogging dengan trek dan jarak tertentu. Lari merupakan jenis olahraga yang paling gampang dilakukan. Dengan pola latihan yang benar semuanya akan aman-aman saja bagi tubuh. Saat ini lari telah menjadi gaya hidup masyarakat kota. Kita bisa melihatnya begitu banyaknya orang yang mulai menggemari olahraga lari. Barangkali benar dengan berolah raga maka akan mengurangi atau membunuh kepenatan rutinitas orang-orang kota yang menjemukan itu.

Bagi beberapa orang yang menilainya, berolahraga  memiliki sisi negatif yah mungkin itu berdasar alasan ilmiah. Namun bagi saya pribadi berolahraga seperti lari sore adalah kebutuhan yang amat penting bagi pembinaan jasmani. Setidaknya saya sudah merasakan manfaat dari aktifitas lari sore yang masih konsisten saya lakukan hingga hari ini. Dua-tiga-empat kali dalam seminggu sangat baik bagi jantung dan otot-otot saya. Maka tak berlebihan seorang teman mengatakan kepada saya bahwa selama rutin melakukan lari ia juga jarang terserang sakit. Dengan sebuah kesimpulan rutin berolahraga akan memberi manfaat bagi seseorang, percayalah selalu ada hal hebat yang akan diterima tubuh.

Saya selalu berharap akan selalu menjalankan rutinitas aktifitas lari ini bahkan saat itu usia lanjut telah menyerang. Dari dulu, sekarang hingga nanti saya ingin selalu menjaga kebugaran tubuh agar tetap sehat dengan sebuah keyakinan dengan terbinanya jasmani pun akan menyehatkan tubuh hingga akan memperpanjang usia saya. semoga! 
Nah, bagaimana dengan anda sekalian apa demikian halnya menggemari olahraga seperti lari??

Sedang bersiap-siap lari sore di kampus unhas. Makassar, 28/09/2014

2 comments:

  1. Waduh, kalau lari sudah lama sekali tidak. Sekarang Paman beraninya cuma jalan cepat biar keringetan. :D

    ReplyDelete
  2. wah.. bukankah itu lebih baik paman. dibanding tak sama sekali

    ReplyDelete

TERPOPULER BULAN INI