June 07, 2013

Sekali Lagi. Lintas Gunung Lompobattang-Bawakaraeng, Pendakian yang klimaks. (Bag. 2)

Lintas.  Perjalanan ini adalah hadiah untuk kawan saya, Zule.
 
 
Pagi di teras sembilan, udara masih terasa dingin seakan-akan menginsyaratkan kita untuk tetap menghangatkan diri didalam tenda tapi kami harus beranjak lekas mempersiapkan diri untuk perjalanan selanjutnya, rencana camp ke-dua di lembah. Aktifitas pagi, sebagian ada yang memasak untuk sarapan pagi sedang lainnya sibuk mempacking perlengkapan. 

Seingat saya, meninggalkan pos sembilan sekitaran jam sepuluh. Menuju puncak pos sepuluh dimana menjadi triangulasi tertinggi dari gunung lompobattang ditandai dengan adanya patok dari beton. Kami menyempatkan waktu mengabadikan diri dalam bentuk gambar. inikan momen langka, bukan. Dokumentasi akan menyiarkan pendakian ini.

Kabut mulai turun menutupi puncak lompobattang. Sebelum mendapati jalur menurun ke lembah terlebih dahulu melalui jalur dengan kontur punggungan gunung. Suatu keberuntungan, bunga edelweiss sedang bermekaran disana, mata kita akan dimanjakan, barangkali sekarang adalah musim bunga edelweiss mekar.

Untuk ke lembah sepanjang jalurnya adalah menurun. kadang juga harus melewati tebing vertikal setinggi empat meter. atau juga mendapati pohon tumbang dan duri. Sebaiknya menggunakan celana panjang atau celana lapangan jika hendak melakukan lintas, ini hanya saran dari saya.
 
Lokasi mendirikan tenda untuk hari ke-dua adalah disekitar sungai besar di dasar lembah. Ini juga merupakan tempat camp dari saya dua tahun lalu sewaktu melakukan lintas. Malam panjang jauh dari hiruk pikuk dinding perkotaan hanya ada suara gemercik aliran sungai. Disini, ada sebuah perenungan kawan-kawan saya untuk terus mendaki, ada yang ingin ke cartenz dan puncak gunung lainnya. Saya katakan itu mimpi, harapan. Semoga semesta alam turut mengamini perbincangan kita malam ini, percayalah!

Esok pagi, perjalanan kembali dilanjutkan menuju pos sepuluh gunung bawakaraeng yakni puncak tertinggi gunung tersebut. Disni kami harus teliti mencari jalur yang sudah mulai tertutup, ada banyak pohon tumbang yang menghalangi jalan, beberapa kali kerel tersangkut akibatnya. Jika kemarin penuh dengan jalan menurun maka kali ini adalah cukup menanjak hingga gunung bawakaraeng.

Pada pos dua belas, senja sungguh amatlah indah. Matahari tepat berada di atas awan seolah-olah cukup dekat dengan kami. Lagi-lagi ini adalah bonus dari pencipta semesta, dan merupakan hadiah dari perjalanan lintas. Ini klimaks, indah, nikmat, menakjubkan. Semoga semakin mendekatkan kita pada pencipta alam. 

Rupanya saat itu bersamaan dengan hari kebangkitan nasional. Ada banyak pendaki untuk melaksanakan perayaan upacara bendera. Suasana puncak bawakaraeng sangat begitu ramai dengan banyaknya tenda-tenda. Entah disengaja atau tidak, tapi yang pasti Lintas kali ini adalah hadiah untuk sahabat saya, Zule. Itu murni dari saya yang telah merencanakannya beberapa waktu lalu. Selamat, selamat dan selamat.

Comments
0 Comments

No comments:

Post a Comment

TERPOPULER BULAN INI