July 21, 2017

Sebuah Catatan Kecil Tentang Pare, Kampoeng Inggris


dok. pribadi

Menyambangi Pare adalah rencana yang tak terduga dan tak pernah terpikirkan oleh saya. Kalaupun ada keinginan untuk menjejakkan kaki ini di tanah Jawa yakni hanya ingin menziarahi tempat dimana Sok Hok Gie menghembuskan nafas terakhirnya di Maha Meru atau tepatnya gunung Semeru. Iya itu bertahun lalu saat darah petualangan saya amat kuat mengaliri nadi dengan gemar menyelami keheningan di gunung dan belantara. Sayangnya keinginan itu tak pernah berjodoh dengan saya. Penguasa langit belum mengizinkan hingga hari ini. Oh,~tak apa setidaknya harapan-harapan itu saya sering tiupkan ke atas mega-mega sana.


Sekali lagi saya ingin mengatakan bahwa empat bulan lalu saya mengangkat daypack kesayang lalu memutuskan ke Pare atau lebih famous orang menyebutnya kampoeng inggris. Ya tentu saja saya kesana untuk belajar bahasa inggris terkhusus mengikuti kursus speaking untuk berbicara. 

Sungguh amat berat bagi diri ini yang boleh dikata adalah pemula.  Memulai sesuatu hal yang baru barangkali selalu seperti itu, amat sukar. Saya tak pernah menyukai bahasa inggris sebelumnya jauh beda dengan ihwal yang berkaitan dengan bahasa indonesia, saya amat menyukainya terkhusus menulis. Namun belakangan saya merasa mempelajari hal lain yakni english adalah satu tantangan tersendiri terlebih di kampung saya Tomia adalah pusat penyelaman di wakatobi dimana banyak orang asing berkunjung kesini. Tidak dapat dipungkiri mempelajari bahasa lain juga penting, sama halnya mengapa saya mulai mempelajari diving karena saya tak ingin kemegahan kampung saya hanya dinikmati orang lain semata.

Bulan pertama di kampoeng inggris adalah masa beradaptasi. Lidah yang kaku mulai harus dibiasakan untuk berucap kata perkata english begitu juga dengan telinga harus dipaksa mendengar banyak hal untuk menunjang proses belajar bahasa mendunia itu. Saya mulai mengikuti kelas-kelas basic vocabulary atau kelas speak basic serta mengikuti program lainnya. Saya beruntung memiliki room mate yang selalu membantu saya begitu juga dengan teman-teman se-camp dan tentu tak terlupa para tutor saya. Thank a lot.

Pare never ending story. Saya suka segala hal tentang kampoeng inggris. Kemana-mana seseorang akan mengayuh sepeda. Kita bisa merental sepeda dengan beragam tarif dan durasi. Dan yang paling membuat pare menjadi tujuan banyak orang untuk belajar adalah karena banyaknya lembaga kursus yang tersedia, kita boleh memilih yang mana sesuai dengan tujuan kita disana. Program-program yang disediakan pun beragam dan menarik serta dengan metode yang berbeda. 

Barangkali tak salah jika ada yang menyebut kampoeng inggris adalah the best place for learn english. Kita bisa dengan mudah menemukan orang untuk membuat percakapan atau bertanya. Walaupun kita masih pemula namun mereka akan ikhlas membantu atau memberikan saran untuk meningkatkan kemampuan berbahasa seseorang. Tak perlu sungkan atau minder akan diketawakan karena kampoeng inggris adalah tempat dimana begitu banyak orang belajar dan belajar. Di jalan-jalan, warung-warung makan atau di cafe-cafe mereka bisa diketemukan. So dont be shy. 

Menjejakkan kaki di pare adalah pengalaman baru di tanah java. Saya menemukan banyak hal dan pengetahuan baru. Juga menjumpai teman baru, di kampoeng inggris banyak orang datang dari sudut-sudut indonesia mereka berasal dari sabang hingga merauke dengan segala latar belangnya. Semacam miniatur indonesia mungkin dengan segala kekhasan dan kemajemukannya masing-masing. Tak hanya berjumpa dengan sesama dari negeri sendiri, tapi saya juga berteman dengan dari negara lain semisal thailand atau dari jepang. Mereka jauh-jauh datang juga untuk belajar bahasa inggris. Oh, sungguh kampoeng inggris sangat termashur.
***
Belajar memang dimana saja, kapan saja dan kepada siapa saja. Jadi tak ada kata terlambat, Bukan!! Tiga bulan rasanya tidak cukup bagi diri ini untuk berada di pare mengapa karena saya baru saja jatuh cinta pada bahasa inggris. Masih ada banyak hal yang harus saya pelajari dan pahami terlebih aksen daerah masih kental. Jadi wajar jika my speak english not well. Tapi setidaknya hingga hari ini hasrat untuk belajar saya masih berapi-api. Saya rasa itu modal untuk mempelajari sesuatu, itulah kecintaan. Semoga saya selalu konsisten pada hal-hal yang telah saya putuskan untuk dicintai. Saya selalu teringat ucapan tutor saya waktu di pare : repetition is the key to get fluency..

Akhir kata, terimakasih banyak kepada  mr.wilis, mr.ridho, mr.bayu, mr.angga, mr.ashar, mr.ilham, mr.satria dan segala pihak yang telah mendukung dan membantu selama di pare. Succses for me, Succses for you,. Succes for you all. More learn and always practice guys.

-          Tomia, 21 juli 2017

4 comments:

  1. Semakin penasaran dengan kampung yang satu ini. Semoga saja rejeki dan keberuntungan bisa membawa saya kesana suatu saat nanti.

    ReplyDelete

TERPOPULER BULAN INI