February 19, 2015

Pelajaran Extrim Survive Film The Way Back


Foto Google

BAGI SAYA, menyaksikan film bernuansa petualangan adalah satu cara memupuk manifestasi jiwa petualang agar tetap berkobar dan mengalir di nadi. Lewat film tersebut juga saya bisa belajar banyak tentang segala perihal yang berhubungan erat dengan dunia petualangan dan segala konsekuensinya misalkan saja pelajaran survival untuk bisa keluar dari situasi tak normal, ini materi paling penting tentang alam bebas. Serta menurut saya, menonton film sarat pengembaraan adalah serupa asupan gizi yang selalu membasahi dahaga kerinduan akan percumbuan dengan alam liar nan lengang dan segala kedamaian didalamnya pun bahaya-bahaya yang mengintai tentunya.

*** 
THE WAY BACK merupakan film yang berkisah tentang petualangan serta menyuguhkan hikmah tersirat dan tersurat bagi para penggiat alam bebas. Walau telah lama beredar yakni tahun 2011 namun bagi saya pribadi film tersebut selalu menarik untuk ditonton secara berulang-ulang, tak pernah menjemukan sebab ada endapan pesan yang bisa dicermati atau dipetik. Dari beberapa review yang saya ketemukan di beberapa blog, namun tak banyak yang mengulas secara khusus dari sisi petualangan itu sendiri ataupun cara bertahan hidup dalam hal ini survive para penjelajahnya (survivor).

Film ini terilhami berdasar sebuah kisah nyata dimana diangkat dalam catatan perjalanan seorang dari tujuh survivornya yang berhasil melarikan diri dari penjara Rusia, tepatnya di Siberia. Mereka berjalan kaki sejauh 4000 mil menuju tanah impian-kebebasan yakni India dengan terlebih dahulu harus melewati keganasan alam Rusia lalu melintasi gurun di Mongolia yang kering kerontang juga harus mampu mengakrabi cuaca ekstrim gletser dan tebing-tebing Himalaya hingga sampai di Lhaksa, negeri Dalai Lama. Dari apa yang digambarkan, hanya beberapa oranglah yang bisa bertahan dan  diantaranya meninggal dunia dalam perjalanan. Pada akhirnya tiga orang saja yang berhasil menginjakkan kaki di tanah India yang sebelumnya harus melewati rute nan jauh dengan beragam tantangan-kondisi medan dan cuaca ekstrim.


Foto Google

Seperti yang kita sekalian ketahui bahwa Rusia merupakan daerah di eropa yang paling ekstrim dengan cuacanya. Nampak dari yang disuguhkan dalam The  Way Back, Januz (tokoh utama) dan ketujuh kawannya harus mampu melawan badai salju hingga berhari-hari lamanya. Januz dan lainnya cukup cerdik dengan memanfaatkan kulit kayu sebagai pelindung wajah dari terpaan badai karena jika tidak maka hal itu akan membekukan mereka atau pada suhu seperti demikian mata bisa mengalami kebutaan sebab temperatur yang mereka lalui adalah dibawah nol derajat celcius.

The way back juga memperlihatkan bagaimana cara mereka dalam memanej ransum/bahan makanan yang ada (teori manajemen perjalanan). Nah, disinilah Januz sebagai ketua tim mampu mengatur pembagian yang baik kepada anggotanya. Dalam melakukan perjalanan alam bebas suatu tim haruslah memiliki pimpinan yang keseluruhan anggotanya sepantasnya patuh dan percaya pada keputusan pimpinan tim tadi. Saat kondisi tak normal atau menuntut survival maka nalar kadang tak berkerja normal lagi, emosi bisa meluap-luap atau kepanikan bisa merugikan yang lain. Lagi-lagi kemampuan ketua timlah sangat diperlukan peranannya dalam menenangkan dan menyemangati anggotanya. Seperti yang dilakukan Januz tatkala melintasi Gurun Gobi di Mongolia yang kering tersebut ia selalu meniupkan  semangat kepada rekan-rekannya. Ia juga selalu menjaga serta membantu anggotanya yang tertinggal dibelakang karena amat keletihan. Menariknya saat di tengah gurun ini, cara mereka menghemat air adalah dengan hanya mencelupkan/membasahi sepotong kain lalu dihisap.

Pelajaran lainnya adalah tehnik survival. dalam the way back di tunjukan bahwa di tengah alam bebas perapian sangatlah penting untuk mehangatkan tubuh dari pengaruh cuaca terlebih tak ada tenda sebagai pelindung. Maka tehnik membuat api juga amat perlu dikuasai sebab selain dapat menjaga menghangatkan tubuh diperlukan juga dalam memasak misalnya. Seorang penjelajah mesti memahami tehnik tersebut yang menurut hemat dan pengalaman saya, pengetahuan tehnik membuat api dengan memanfaatkan apa yang tersedia di alam sangatlah krusial dalam dunia aktifitas alam bebas. Tentu juga ilmu membuat bivak alam sama pentingnya.

Foto Google

Serta bagaimana pentingnya alat survival seperti pisau dan alat pancing. Sebilah pisau milik Valka (teman Januz) dan alat pancing Mr. Smith sangatlah membantu selama perjalanan para survivor ini misalkan saja digunakan saat  menangkap hewan buruan sebagai bahan makanan. Yah,  perlengkapan survival layaknya pisau, tombak, alat pancing, korek api, serta lainnya merupakan barang wajib bagi seorang pendaki atau penempuh rimba. 

Pada kondisi survival (pada titik kritis) dimana bahan makanan dan persediaan air sangat tipis atau sudah tidak ada sama sekali maka nalar haruslah tetap bekerja normal dan tak panik. Saat survive maka hasrat, keyakinan dan  semangat untuk tetap hidup harus selalu tertanam di kepala. Sebab disanalah kunci segalanya. Pada kondisi sulit dan untuk memperpanjang hidup maka apa saja bisa dimanfaatkan atau diberdayagunakan. Contoh dalam the way back para survivornya dituntut harus berburu ular, cacing, rusa dan lainnya yang bisa mereka makan atau dijadikan bekal selama perjalanan rute panjang itu. Hal lainnya yang saya tangkap adalah pentingnya bersosialisasi dengan penduduk setempat (sosped) seperti ditunjukan pada film ini yakni saat mereka bertanya cara terhindar dari serangan nyamuk yang ganas.

Satu pelajaran lainnya yang bisa diambil adalah dalam mengenal tanda-tanda medan. Para survivor tersebut selalu mencatat atau menandai medan yang telah mereka lalui dengan selembar kertas. Uniknya juga adalah bagaimana cara Januz ketika menentukan arah dengan hanya mengandalkan bantuan sinar matahari dan beberapa bongkah batu. Berdasar hal tersebut menyiratkan pesan bahwasanya dalam melakukan kegiatan di alam, membawa peta dan kemampuan bernavigasi juga merupakan bagian yang tak boleh dianggap sepele.

Demikianlah pesan yang bisa saya petik setelah menonton ulang The Way Back. Selamat berpetualang dan semoga selalu siap dalam kondisi apapun terlebih saat menuntut survive.
*)Kamis, 19 Februari 2015

2 comments:

TERPOPULER BULAN INI