November 09, 2011

Desa Leppangeng, Negeri diatas awan

Desa Leppangeng terletak di Kecamatan Pituriase, Kabupaten Sidenreng Rappang Propinsi Sulawesi Selatan. Kondisi geografis desa ini berbatasan langsung dengan Kabupaten Luwu, Tana Toraja, dan Enrekang. Desa Leppangeng masih berada dikaki Pegunungan Latimojong. Sedikitnya ada 300 kepala keluarga (KK) penduduk Desa Leppangeng.
Pagi dan sore selalu diselimuti kabut
Bulan Juni 2010, kami mencoba menyelami kehidupan masyarakat desa Lepanggeng. Selama satu bulan lebih saya dan tujuh orang teman melakukan kuliah kerja nyata disana. Sehari-hari kami menjalani Hidup layaknya masyarakat disana. Kami harus membiasakan diri jauh dari kehidupan perkotaan/kehidupan pondokan. Untuk mencari signal HP kita harus berjalan kaki sejauh kurang lebih satu kilometer. Rumah Pak Desa yang kami tinggalipun tidak memiliki televisi, padahal saat itu semua masyarakat dunia sedang dalam euphoria menikmati piala dunia. Satu hal yang patut kami syukuri Desa Leppangeng sudah memiliki sumber listrik yang berasal dari Turbin dengan memanfaatkan aliran sungai.
Menurutku, desa leppangeng hampir mirip dengan Lembanna dikaki Gunung Bawakaraeng dan kampung Parambintolo dikaki Gunung Lompobattang. Setiap hari kami menikmati kabut yang keluar dari lembah-lembah gunung. Rumah yang kami tempati biasanya akan tertutupi kabut. Suhu pada malam hari lumayan dingin. Disini banyak terdapat air terjun dengan pemandangan yang sangat menarik.
Tak banyak yang bisa kami lakukan dikarenakan kondisi geografis desa leppangeng. Membangun jembatan yang menghubungkan antara dusun, memperbaiki adisminstrasi desa serta memperbaiki Turbin sebagai sumber listrik adalah diantara sekian program-program lainnya yang kami lakukan.  Hal ini cukup dirasakan manfaatnya oleh warga.
Kondisi lain dari desa ini belum bisa menikmati makna pembangunan sepenuhnya. Sarana dan prasarana jalan menuju ke desa tersebut kurang mendapat perhatian pemerintah setempat. Untuk mengakses ke beberapa dusun di desa itu, warga harus menempuh perjalanan kaki berjam-jam. Kalaupun ada motor sewaan (ojek), warga harus mengeluarkan isi dompet puluhan ribu hingga ratusan ribu rupiah. Itu belum termasuk sewa barang yang mereka bawa. Misalnya saja, warga yang hendak menjual cengkeh atau membeli beras dari kota, warga harus mengeluarkan biaya Rp1.000 per liter.
Kondisi kehidupan masyarakat setempat masih miskin. Hal itu berbanding terbalik dengan potensi sumber daya alam di daerah tersebut. Betapa tidak, daerah itu kaya akan pertanian cengkih, kakao, kopi, gula merah, rotan, dan damar. Warga berharap, pemerintah Sidrap lebih memberikan perhatian untuk membangun jalan di desa itu. Ini dimaksudkan guna melancarkan aktivitas perekonomian warga.
Desa Leppangeng Kab. Sidrap
”Kuingin kembali lagi, mungkin suatu hari nanti untuk bersilaturahim ke sana. Menikmati kabut pagi sambil menyeduh kopi hangat di beranda rumah rumah pak desa”



Comments
0 Comments

No comments:

Post a Comment

TERPOPULER BULAN INI