January 23, 2021

Menyambangi Alireef Setelah 10 Bulan Absen

in frame : saya & ikan simba


Tepat seminggu lalu ada seseorang yang ingin menyelam di Tomia. Saya menemaninya selama dua hari atau total ada enam kali penyelaman yang kami lakukan. Oh, iya sejatinya ini diving pertama saya di tahun ini. Tentunya dengan harapan akan banyak dive-dive selanjutnya walau kita tahu ini tahun kedua pandemic dengan situasi yang serba belum menentu khususnya sector pariwisata sendiri. Akan tetapi optimisme perlahan mulai ada setelah menoleh pada beberapa bulan belakangan bahwa di Tomia sendiri sudah ada turis yang datang untuk menyelam pun dengan jenis wisata lainnya.

Seperti biasa dive pertama adalah saatnya check dive atau semacam penilaian untuk mengukur dan menilai kemampuan menyelam bagi yang saya temani. Dive spot dengan minim dari pengaruh arus adalah tepat adanya. Pun beberapa pertimbangan lain. Setelah itu penyelaman pada sites selanjutnya akan mudah saya tentukan agar nyaman dan  aman.

Satu titik penyelaman yang saya rekomendasikan padanya adalah Alireef dive spot. Semua orang tahu ini yakni satu dari site terbaik di Wakatobi. Datang ke tomia lalu melewatkan menyaksikan parade schooling of jack fish rasanya tidak lengkap atau bisa dibilang belum sebenar-benarnya ke Wakatobi. Tentu saja itu hanya gurauan semata namun jika dipikir-pikir rasanya ada benarnya juga. Iya kan!

Setelah membaca kondisi pasang dan surut untuk menghindari arus yang barangkali akan sedikit merepotkan, saya memutuskan untuk menyelam pagi jam 7 atau ketika surut terendah. Dan alhasil arus tidak begitu kuat dan kami bisa santai masuk ke air lalu menyaksikan parade kumpulan ikan jack fish dari jarak yang amat dekat. Jadi tak perlu merangkak atau berlindung disisi karang dari arus kuat untuk bisa melihat kumpulan ikannya. Sekitar 40-an menit total dive time yang kami habiskan di alireef dan itu sudah lebih dari cukup memanjakan mata akan gerombolan ikan simba (nama local tomia) yang selalu menjadi daya tarik dari spot terbaik di wakatobi tersebut. Nah, arus barulah perlahan bergerak saat kami melakukan safety stop. Artinya itu sesuai pada yang saya rencanakan.

Oh, iya jika ada yang bertanya apakah menyelam di site alireef harus pagi hari saja. Jawaban dari saya yakni tidak juga toh saya sering menyelam siang hari di spot tersebut dan schooling jack fishnya tidak pernah berkurang satu pun. Beberapa orang akan punya alasan yang berbeda, barangkali.

Sejatinya, ini kali pertama saya menyambangi alireef setelah 10 bulan absen menyelami lagi  spot pamungkas ini. Terakhir maret tahun lalu saya menemani teman-teman saya dari negeri gajah putih. Awalnya saya mengira serta was-was kalau-kalau schooling mr.jack fish sudah tergusur entah kemana atau terparahnya adalah ikannya telah habis. Sebab dalam catatan dan pengamatan saya empat tahun belakangan ini minat orang-orang akan panah/spearfishing amat tinggi. Terlebih dalam banyak kesempatan saya sering menyaksikan ada kapal-kapal yang beraktifitas di titik penyelaman alireef dalam sepuluh bulan terakhir pandemic ini. Entahlah apa yang mereka lakukan. Moga saja bukan nelayan atau pemanah kompresor yang berniat menghabisi kumpulan ikan-ikan jack fish agar punah demi orientasi hasil sehari.

 

Tentu pengharapan besar dan apresisasi yang terlampau tinggi untuk kita sekalian agar tidak mengganggu schooling jack fish (simba) di site alireef. Terlebih pergi ke spot ini lalu memanahnya satu ekor, dua ekor hingga berpuluh-puluh ekor. Oh, janganlah sampai hal itu terjadi. Biarlah pinnacle alireef  tetaplah menjadi surga/rumah yang aman bagi ikan-ikan ini untuk mereka bermain, kawin, bertelur dan beranak pinak sebanyak-banyaknya. Toh ikan-ikan ini juga pada akhirnya akan menyebar ke wilayah-wilayah disekitarnya yang barangkali akan kita tangkap juga hingga tersaji ke atas meja makan kita. Sekali lagi biarlah alireef menjadi tempat yang aman bagi jack fish beranak-pinak. Sebab dari sekian pinnacle yang ada disekitarnya hanya pada alireeflah ikan-ikan ini berdiam dan mencari makan. Jadi lihatlah betapa khasnya alireef ini. Tidakkah kamu menyadari hal itu.

Pada akhirnya harapan besar ini, bukan dimaksudkan karena kepentingan diving atau pariwisata semata. Bukan karena hal itu.  Jika berpikir hasil sehari saja oh, well saya juga adalah pemanah/spearo dengan naluri pemburu/pembunuh dengan insting yang cukup tinggi lebih-lebih bisa freedive hingga lebih dari sepuluh meteran. Mungkin kamu berpikir itu tidak dalam akan tetapi diperairan Tomia bisa turun sedalam itu  sudah bisa memanen ikan dengan beragam ukuran dan jenis yang diinginkan. Namun tidak, selayaknya seorang nelayan atau pemanah haruslah sedikit ada rasa bijak dan punya attitude yang baik hingga mengganggap site alireef adalah area yang terlindungi dari aktifitas fishing atau penangkapan yang mengancam satu ekosistem ataupun keberadaan schooling jack fish tersebut.

Saat saya masuk dalam lingkaran banyaknya jack fish yang membentuk torpedo lalu mengitari saya hari itu, tiba-tiba saya tertegun akan pertanyaan seorang kawan : bisakah kita pergi ke alireef untuk memanah ikan simba-nya?. Saya tersenyum lalu berkata ; ayolah, jangan ada niat untuk mengganggu spot itu dari aktifitas memanah. Sayang sekali jika pemandangan yang menakjubkan pasang mata siapapun akan keberadaan schooling jack fish tiba-tiba hilang dan menjadi cerita atau sejarah. 

Biarlah alireef menjadi kebanggaan wakatobi terkhusus Pulau Tomia sendiri. Karena saya percaya & meyakini bahwa nama wakatobi besar dan mashur adalah karena alireef, karena arusnya serta schooling jack fishnya yang mengagumkan.

So, mari sama-sama menjaga spot alireef  yang unik ini juga titik-titik penyelaman lainnya yang menjadi kekayaan kita bersama. Belajar panah-panah itu nikmat. Belajar diving itu menyenangkan. Namun menggeluti keduanya merupakan hal istimewa. Percayalah!!

 

- Pulau Tomia, 24 januari 2021

Comments
0 Comments

No comments:

Post a Comment

TERPOPULER BULAN INI