June 29, 2020

Seru! Bertarung Dengan Trigger Fish

www.dive-the-world.com
HARI itu saya menemani seorang jerman, lupa siapa namanya. Maklum nama asing selalu sulit diingat akan tetapi jangan salah soal kenangan saya adalah pengingat ulung. Maka, perkenankan saya berceloteh!


Di site penyelaman Roma (satu spot terbaik di Wakatobi) kami cukup santai menikmati ramainya ikan di pinnacle (semacam gunung di tengah laut) tersebut. Berjumpa beberapa penyu sedang bertengger sembari bersantai ria pada karang foliose raksasa (konon menyerupai colosseum roma-italy), menemukan hewan-hewan kecil nun unik (macro), crocodile fish, scorpion-lion fish, lobster, beragam ikan nemo yang lucu, schooling black snapper dan dimana-mana ada ikan fusilier sejauh mata memandang. Serta spesialnya tentu menyaksikan parade schooling chevron barracuda. Kamu tahu, bagaimana sensasinya masuk ke lingkaran yang membentuk torpedo dari ikan ini. Melihat dan membayangkan dari dekat bagaimana gigi-gigi gergajinya yang tajam mematikan. Tentu sambil berharap-harap cemas agar predator itu tak berbalik mengerumuni kita terlampau lebih menggigit. Oh, well saya tidak bisa membayangkan jika itu terjadi!

Sejatinya pemandangan selama penyelaman seperti itu barangkali adalah hal yang terbilang biasa atau sudah terlalu mainstream. Hal yang berkesan bagi saya hari itu bukan pertunjukan-pertunjukan yang saya kisahkan tersebut melainkan  berjumpa dengan seekor trigger fish yang seksi. Mengapa seksi? Sebab bibirnya memang benar-benar SEKSI namun MEMATIKAN.

Selang tiga puluh-an menit penyelaman berjalan tiba-tiba ada yang mengganjal. Setiap kayuhan fins seakan-akan mengenai benda keras. Mula-mulanya saya tak terlalu mencemaskan itu karena memang sangat jauh dari karang. Semakin lama terasa terganggu juga maka untuk menjawab rasa penasaran, saya mencoba membalikan badan kebelakang dan oh, well seekor trigger fish yang cukup besar telah siap menerkam. Awalnya saya bisa menahannya dengan membiarkannya menggigit fins, posisi itu bertahan beberapa saat dengan maksud menghalaunya. Akan tetapi lama kelamaan si muka jelek (sebutan lainnya) semakin agresif dan menjadi-jadi.

schooling barracuda/dok. pribadi

Dengan tetap focus memperhatikan arah serangannya saya mencoba meraih pointer yang menggantung di sisi bcd/rompi apung. Sekarang posisinya, saya siap menerima serangannya, benar saja tak lama setelah itu ia mengambil ancang-ancang sembari melirik dengan mata bulat lalu memutarkan badan dan menyerang saya secara brutal lagi, lagi dan lagi. Untungnya, pada setiap serangannya berhasil saya tepis. Tiap kali ingin menggigit saya pukul menggunakan ujung pointer tadi, bunyi-bunyi terdengar mengenai kulitnya yang super tebal & keras tersebut. Jika saja saya salah atau lengah menepisnya bisa jadi bibirnya akan menempel pada satu bagian tubuh ini. 

Tak bisa dibayangkan umpama ia mencium saya. Lihat saja bagaimana ikan ini ketika menggigit atau memakan karang semacam menguyah kerupuk. Giginya yang keras itu akan mudah merobek apapun yang ia gigit termasuk baju selam atau kulit saya. Memar akan membekas seukuran bibirnya bahkan bisa saja akan melumpuhkan saya. Dengan tenang dan tidak panikan maka cukup lama saya meladeni amukan ikan trigger fish ini (dalam bahasa local tomia disebut komparu). Lalu setelah perlahan-lahan mundur dengan back kicking  menjauhi territory/wilayahnya maka dengan sendirinya ia pun mengurangi intensitas serangnya. Ikan tersebut akan mati-matian mempertahankan apapun yang mengancam sarangnya (nest). Benar hari itu, secara tak sengaja atau memang keberuntungan kami  melintasi tempat ia bersarang yang mana ketidakramahannya nyaris melukai saya. 

Seusai penyelaman bule yang bersama saya berkata : “wow saya belum pernah melihat seperti apa yang baru saja terjadi”.  Padanya saya berkata bahwa “sungguh! Ini juga adalah pengalaman pertama bagi saya, yah lumayan berkesan. Kamu orang yang cukup beruntung menyaksikan secara live dengan durasi yang amat lama”, jawab saya dengan nada canda yang diikuti tawa olehnya.

Oh, iya sejauh yang saya catat bahwa waktu ikan trigger fish bersarang atau periode perkawinan hingga menjadikannya amat sensitive lagi brutal yakni antara bulan januari-maret. Benar saja, pada akhir februari lalu seorang fotografer bawah laut terlihat kocar-kacil di kejar seekor trigger fish. Di site Huuntete beach, kami sedang asyik menikmati schooling bumphead yang tengah melintas. Namun tetiba ia mendapat attack/serangan mendadak dari ikan trigger. Spontan dia kaget lalu mengayuh sepatu kataknya dengan kencangnya lalu menjauh.

Lain lagi. di spot yang berbeda tapi masih dalam grup diver yang sama. Di site Waha Sandy,  lagi-lagi seekor trigger fish melaksanakan aksinya kali ini melukai seorang tamu asal negeri gajah putih. Ia adalah gadis yang cantik, saya selalu suka senyumnya yang merekah. Seperti yang kita ketahui bahwa trigger fish selalu menyerang tanpa memberikan peringatan lebih dahulu. Korbannya akan dibuatnya kaget dan panic. Saya di depan mereka, mendadak semua orang dibelakang berhamburan ada yang menjauh ke kanan, ke arah kiri begitu juga ke depan hingga melampaui saya. Mencoba membalikan kepala untuk mengecek yang terjadi sembari menenangkan situasi. Saya lalu mendekat untuk menarik perhatian si trigger fish dan perlahan menjauh dari sarangnya. 

Alhasil, wetsuit yang dikenakannya sobek dan paha kanan tamu tadi terluka. Ketika selesai dive, di atas kapal gadis itu melepas wetsuitnya hanya menyisakan bikini kemudian memperlihatkan saya bagaimana paha putih nan mulusnya berdarah. Saya mengatakan padanya : “maaf saya terlambat menghalau serangan mendadak titan trigger fish itu. “tak apa-apa, semuanya baik-baik saja. Ini hanya luka kecil saja” ujarnya sambil tersenyum manja diikuti teman-temannya. “Sungguh! Baiklah kalau begitu“ balik saya menjawab.

***

Kepada diri sendiri. Barangkali jika ada yang mengalami serangan seperti demikian maka hal yang terpenting adalah tidak boleh panic serta tetap berpikir positif. Tetap memperhatikan kedalaman (lihat computer selam). Jangan sekali-kali menginflate bcd berlebihan hingga meluncur ke permukaan dengan tak terkontrol. Beranikan diri menghadapinya secara langsung sambil mundur secara perlahan dari territory-nya. Kalau bisa jangan langsung berlari dengan membelakanginya, hal ini akan sedikit berbahaya sebab bisa saja bagian kepala seperti leher dan telinga akan menjadi sasaran amukannya. Hal lain, tak ada salahnya selalu membawa pointer atau stik. Dan hal yang paling penting & tak terlupa adalah DOA meminta perlindungan dari Penguasa Lautan. Akhirnya, moga-moga kita sekalian senantiasa dimudahkan serta di lindungi segala aktifitas harian kita.

Ini hanya satu kisah seru dari percumbuan saya dengan laut, sayang jika hanya mengendap pada sel otak. Cerita-cerita lainnya akan saya bagikan pada waktu yang akan datang & halaman lainnya. Tetaplah menyelam dengan buddy/partner anda entah itu pada aktifitas diving maupun spearfishing. 

- Pulau Tomia, 29 juni 2020 

Comments
0 Comments

No comments:

Post a Comment

TERPOPULER BULAN INI