... hakikat perjalanan adalah untuk berbagi dan menebarkan benih inspirasi.
Mencatat hasil perjalanan adalah bukti kenangan sebab sebagai media perekam segala jejak apa yang di rasa, terlihat atau hal yang tertangkap oleh indera mata. Seorang pejalan memiliki kesan serta pengalaman yang berbeda-beda terhadap segala yang terjadi selama perjalanannya. Begitu pula saat menuangkannya ke dalam suatu tulisan dengan sudut pandang dan perspektif yang beda.
Mencatat hasil perjalanan adalah bukti kenangan sebab sebagai media perekam segala jejak apa yang di rasa, terlihat atau hal yang tertangkap oleh indera mata. Seorang pejalan memiliki kesan serta pengalaman yang berbeda-beda terhadap segala yang terjadi selama perjalanannya. Begitu pula saat menuangkannya ke dalam suatu tulisan dengan sudut pandang dan perspektif yang beda.
Lewat tulisan seseorang dapat menebarkan pesan-pesan inspiratif kepada mereka yang membacanya karena tidak semua orang memiliki waktu dan kemampuan untuk melakukan perjalanan ke suatu tempat terpencil. Melalui tulisan seorang pejalan dapat mengabarkan tentang kondisi suatu daerah lalu mengetuk sisi-sisi kemanusiaan orang banyak. Dengan perjalanan seseorang bisa belajar tentang hidup akan segala keramahan, kesederhanaan serta segala kearifan suatu daerah yang disambangi. Maka membaginya lewat tulisan adalah bagian dari menebar benih kebaikan untuk menyemainya dikemudian hari.
Menurut saya, menuliskan catatan jalan adalah kemewahan seorang pejalan sebab sebagai perpustakaan yang akan berguna bagi orang lain. Ada banyak hal yang tak diketahui oleh orang-orang maka lewat perjalanan seseorang dapat merasakan dan menyelami langsung hal-hal baru itu. Barangkali juga benar kata Seno Gumira Ajidarma bahwa “Menulis adalah suatu cara untuk bicara,
suatu cara untuk berkata, suatu cara untuk menyapa-suatu cara untuk
menyentuh seseorang yang lain entah di mana. Cara itulah yang
bermacam-macam dan di sanalah harga kreativitas ditimbang-timbang".
Ada banyak pengalaman yang berkesan di hati namun tak semuanya dapat disimpan dalam memory kepala. Terlampau banyak pengembaraan seseorang tapi sungguh disayangkan ia tak bisa menceritakannya kepada yang lain. Seseorang hanya akan mengatakan saya pernah menginjakan kaki disini atau disana tapi tanpa bukti tulisan yang bisa dibagi. Maka dengan menuliskannya adalah bukti yang akan merekam semua yang pernah terjadi dan dilalui oleh telapak-telapak kaki seseorang. Menulis perjalanan akan memberitahukan kemajemukan negeri terberkahi ini lalu menanamkan dalam-dalam untuk mencintainya.
Saya percaya dengan melakukan perjalanan dan menuliskannya adalah bentuk tabungan untuk hari esok yang kelak akan menjadi hadiah bagi anak saya nantinya. Bukankah kata Pramoedya Ananta Toer, menulis adalah bekerja untuk keabadian?
Hingga hari ini saya masih menantikan satu tulisan perjalanan yang pernah saya lakukan. Tulisan tersebut akan dicetak oleh sebuah penerbit besar di negeri ini. Saya tak sabar lagi ingin menemukan dan membacanya kembali pada halaman di sebuah buku beserta karya para penulis lainnya. Yah, tak ada yang sia-sia dengan perjalanan kemudian menuliskannya..