October 12, 2012

Malam Yang Damai, Saat tepat Menyatakan Cinta

Malam ini, saatnya bulan membentuk sudut azimuth seratus delapan puluh derajat dengan warna keemasan. Semoga saat yang tepat pula untuk menyatakan cinta. Tentu saja dengan dukungan dan keberpihakan semesta serta restu Tuhan Yang Maha Baik akan bisa menghasilkan kesepakatan yang baik bisa juga tidak.

Perenunganku beberapa hari ini mengatakan tidak ada yang salah dengan perasaan paling dalam palung hatiku. Kaulah orangnya, seorang dari golongan kaum hawa calon dari anak-anak kita, Jagat dan Bumi. Kelak nanti.

Perjumpaan denganmu beberapa pekan lalu dikamar kostanmu belakang kampusmu. Melihatmu, melihat sorot matamu seolah-olah aku melihat masa depanku atau tepatnya masa depan kita. Harapku kau juga bisa menerawangnya sejauh itu.

Ada kemungkinan terburuk dari perihal diatas adalah penolakan-penolakanmu dengan segala macam konstruksi kalimat alasan serta argumentasimu. Benar kata mereka, itu perkara biasa dan klasik hanya dinamika. Aku melihatnya ini bagian dari proses iterasi.

Jika demikian aku akan kembali melakukan intersection, memplotnya  di peta dan di karvak mana. Lalu beranjak mengembara mencarinya semoga ada tulang rusuk yang sesuai disana. Dan sepengetahuanku dia tidak pernah tertukar. Itu saja.

Sebelum bulan malam ini meredup, aku sudah harus bisa mengajakmu berdamai denganku. Mari berjabat tangan denganku, bergandengan berjalan searah membawa harapan-harapan kita bersama hidup yang begitu biru.

Sekali lagi, semoga saat ini merupakan perjumpaan yang paling damai dengan malam dan tentu saja denganmu wanita titipan Tuhan. Semesta alam berpihaklah. Avignam!!!

(Warkop-Ogie’e, Makassar/12/10/12 )

 

TERPOPULER BULAN INI