May 27, 2012

Cita-cita, Depresi, Jangan Menyerah

Kita...

Untuk mencapai titik pencapaian tertinggi dibutuhkan semangat-semangat yang meningkat secara kontinu. Dalam perjalanannya kita terkadang jatuh pada titik terendah depresi dan strees. Pada kondisi demikian kita tidak boleh manja, harus kuat hingga sekuat-kuatnya.

Ketika mendaki gunung dan mendekati puncak titik triangulasi kita sering dihadang oleh badai dan nyaris terhempas atau kondisi alam yang ekstrem tak bersahabat. Kemampuan dan pengetahuan menuntut kita harus bisa survive dan bertahan hidup, percaya saja badai pasti berlalu, kabut pasti akan pergi.

Untuk menjadikan sebuah mimpi menjadi kenyataan dibutuhkan kerja keras. Jika berada pada kondisi depresi Kita tidak boleh mudah dan pantang menyerah walau rintangan menghadang. Seperti pada perencanaan struktur bangunan yang harus tetap pada batas tegangan izin dan tidak boleh melewati batas tegangan leleh jika tidak ingin struktur tersebut akan hancur. Seperti mimpi yang tidak akan pernah nyata.

Jika segala sesuatu itu akan indah pada waktunya, jadi jangan pernah menyerah. Karena hidup bukan persoalan kalah dan menang melainkan maju terus bangkit bergerak karena kita tidak akan pernah tahu sampai dititik mana nanti. Akan ada doa-doa yang menguatkan kita istimewanya itu dari ibumu, percaya saja...

Mari menguatkan diri masing-masing karena kita adalah orang yang paling bertanggung jawab terhadap kata Aku

# Kita jangan menyerah...








May 23, 2012

Menanti Perayaan di Penghujung Musim

Musim hampir saja berakhir menghampiriku. Pada pergantian dan rotasi-rotasi waktu dari malam menjadi pagi kemudian siang beranjak bertemu senja, ada beberapa hari yang menjenuhkan telah aku jumpai. Juga ada satu dua tiga hingga lima wajah-wajah yang memuakkan bagiku. 

Mereka menyerupai nabi atau rasul terlalu sempurna untuk kategori seorang hamba. Menganggap diri  memiliki  nilai aritmetika seratus lalu aku akan mengalikannya dengan angka nol dan silahkan temukan sendiri hasilnya pada alat penghitung kalian, tidak bernilai apa-apa.

Terkadang dari mereka ada yang menghujat dan mencercaku dengan pertanyaan-pertanyaan yang seharusnya dilemparkan ke mukanya sendiri. Ada juga yang menertawakanku layaknya sedang menyaksikan opera van java atau lawakan lainnya, sebuah tontonan yang tidak menghibur dan pertunjukkan yang tidak bermutu.

Marah emosi pasti, tunggu aku akan mengumpulkan kekuatan untuk menampar kalian dengan sekeras-kerasnya. Kalian harus tahu aku ini lahir dari kepulauan tukang besi berkarakter keras memiliki kaki dan lengan yang kuat. Telah ditempa pada ganasnya samudera dan kerasnya hidup di rimba raya menjadikanku manusia tangguh.

Sebelum musim ini sebenar-benarnya berakhir aku harus mengangkat suatu piala kemenangan. Kemenangan yang akan membungkam mulut besar mereka agar tertutup serapat-rapatnya. Lalu akan aku rayakan dengan  secangkir kopi diatas puncak gunung sana, kali ini berdua-dua denganmu bersama wanita titipan Tuhan. Kemudian kita akan tertawa sekeras-kerasnya dan terbahak-bahaknya sebagai bentuk perayaan kemenangan diantara sekian ceremoni lainnya. Percaya saja,-



May 17, 2012

Mengagumi Ibnu Batutah, Sang Petualang Muslim

Berbicara tentang dunia petualangan sosok yang seharusnya menginspirasi adalah Ibnu Batutah. Tokoh muslim asal Maroko yang lahir tahun 1304 M dan suka melakukan pengembaraan ke berbagai penjuru dunia. Dianggap sebagai pelopor penjelajah abad 14 yang belum tertandingi. Sekalipun ada Marcopolo dan Colombus yang juga melakukan penjelajahan dunia, namun masih tidak sebanding dengan Ibnu Batutah terutama dalam kuantitas perjalanan. Karenanya dijuluki dengan sebutan pengembara muslim. 

Ibnu Batutah memilik hobi mengunjungi negara di dunia untuk saling mengenal manusia dengan berbagai latar belakang dan budaya. Penjelajahan beliau untuk pertama kali diawali dengan menunaikan ibadah haji. Saat itu, ia masih sangat muda dan berusia 21 tahun. Berawal dari negaranya melewati ratusan kilometer menyusuri gurun yang gersang dan ganas. Pada masa itu juga  tantangan dan rintangan yang harus dihadapinya yaitu perompak-perompak yang bisa mengancam keselamatan jiwanya.

Aku termasuk seorang yang mengagumi Ibnu Batutah bisa jadi karena sehoby denganku. Mengembara dan berpetualang bertahun-tahun pada masanya adalah hal yang luar biasa. Setidaknya semangat dan jiwa pengembaraanya akan menjadi motivasi buat kita semua. Hasil dari sebuah petualangan dan penjelajahan adalah pengetahuan yang tidak akan pernah kita jumpai dibangku pendidikan formal.

Untuk kita yang masih muda ini seharusnya bisa dan punya waktu untuk berpetualang. Masa muda adalah masa untuk kita berjalan, berpetualang sejauh-jauhnya keberbagai tempat serta berkarya. Mengenal lebih banyak wajah-wajah yang baru dan belajar dari peradaban mereka. Bukannya menghabiskan dan membuang-buang waktu untuk perkara wanita. Berpetualang akan mengajarkan kita bahwa diujung dan belahan bumi lainnya ada hal baru dan kondisinya belum kita jumpai sebelumnya.

Namun yang harus diingat berpetualang bukan hanya perkara naik gunung saja, masih banyak yang lainnya. Itu saja...


May 14, 2012

Seduhan dan Cerita Secangkir Kopi-ku

Ilustrasi : dok pribadi

Secangkir kopi hitam hangat baru saja kuseduh, ini tegukan ketiga untuk gelas ketiga pula pada hari ini.  Kuletakkan disamping laptop merk Campac sambil memutar lagu rock lawas. Membuka word lalu jari jemariku beradu padu diatas tools keyboard ingin menulis cerita tentang secangkir kopi yang kenikmatan rasanya masih mengendap pada ingatan-ingatanku. Seperti ampas kopi yang selalu tertinggal didasar gelas.

Kopi telah menjadi candu buatku melampaui batas kenikmatan ekstasi. Empat hingga lima gelas perhari lalu jantungku berpacu lebih kencang atau bagai senyum manis gadis berjilbab orange bulan lalu (semacam doping) yang mampu meracuni pikiranku hingga tidak bisa tidur semalaman. Pernah ada yang menegurku, jangan terlalu mengkonsumsi kopi nanti cepat tua. Entahlah, mungkin aku telah menjadi seorang kaffeinis..

Awal perkenalan dengan secangkir kopi, akupun sendiri lupa mencatatnya. Seingatku jaman sekolah dulu tidak ada yang mengesankan dari masa kuliah sekarang. Hari-hari akrab dengan secangkir partikel atau zat hitam bernama kopi. Ada sebuah pengalaman menyeruput kopi yang rasa nikmatnya masih membekas dalam memoriku. Saat mendaki puncak sulawesi, gunung rantemario. Nyaris terhempas badai dan cuaca ekstrim latimojong sepanjang perjalanan adalah kenangan yang terkubur dalam pendakianku untuk menginjakkan kaki di atap sulawesi kala itu.

Namun hal yang paling mengesankan ketika sampai di kaki gunung, Dusun Karangan yaitu menyeduh kopi hitam hasil racikan anak gadis Pak Mellu yang rumahnya kami jadikan sebagai basecamp. Segala rasa capek terasa hilang semuanya. Sekejap tubuh menghangat mengalahkan rasa dingin. Kenikmatan rasa  kopi asli Karangan ini menurut hematku, rasanya belum pernah dijumpai pada warung-warung kopi di sudut-sudut kota Makassar. Sungguh nikmat, aromanya memikat, luar biasa dan segala bentuk ungkapan rasa kekaguman yang terwakili saat itu.

Bisa jadi racikannya pas dan sesuai formula matematis pada batas angka terkoreksi. Atau mungkin karena tempatnya yang berhawa dingin. Aku lupa menanyakan rahasianya. Jika ada waktu kesana lagi akan kupesan kopi asli Karangan itu, lalu menyeduhnya di atas awan puncak sulawesi tentunya akan menghasilkan sensasi yang berbeda, kabut akan datang menghampiriku. Yang pasti menyeruput kopi diatas gunung sana sensasi dan kenikmatannya berbeda jauh dari pada diwarung kopi meskipun nongkrong sambil online.

Tentang secangkir kopi. Para filosof-filosof barat sering bertemu di warung-warung kopi dalam suatu forum dan berdiskusi hingga menghasilkan suatu karya besar untuk peradaban dunia. Dikamar kostan dulu, secangkir kopi bersama kita kamu dan kalian bisa menyelesaikan tugas-tugas kuliah yang menumpuk. Secangkir kopi adalah kenangan, kebersamaan dan kopi juga sebagai lahirnya ide-ide sebuah karya. Tegukan terakhir kopiku telah menyudahi tulisan ini.

Untuk kawan-kawan, selamat menyeduh kopinya,-

Kamar Kostan, menulis sambil menyeruput kopi hitam paling pekat sejagat

May 11, 2012

Lintas Gunung Lompobattang & Bawakaraeng (Bagian Dua)

13366622931131371463
Titik Triangulasi Gn. Bawakaraeng
Puncak Lompobattang
Perjalanan dari teras 9 menuju triangulasi puncak gunung Lompobattang sekitar 20 menit dan berjarak sekitar 500 meter. Sebelum mendapati puncak kita harus melewati batu besar setinggi lima meter dengan sudut kemiringan sekitar 90 derajat dimana samping kiri kanan adalah jurang menganga dengan kedalaman puluhan meter yang siap menerkam jika terjatuh. 

Pemandangan dari Pos 10 sangat indah. Berdiri disalah satu tiang langit Sulawesi, mata kita akan disuguhkan dengan hamparan berbukit-bukit dan hutan-hutan yang masih alami. Mengabadikannya dalam bentuk gambar tentu saja hal yang tidak bisa kita lewatkan. 

Percabangan jalur Menuju Lembah Kharisma
Dari puncak Lompobattang menuju percabangan, jalur yang dilewati berupa punggungan bukit dengan kondisi medan terbuka berupa tanah dan batu-batuan. Sepanjang jalan banyak dijumpai Bunga Edelweis yang sedang bermekaran. Jarak yang ditempuh sekitar 2o menit.

13366423581287107298
Orientasi Peta

Dari sini kita dapat melihat suatu areal datar seluas lapangan sepakbola ditengah-tengah hutan, sungguh aneh bukan? Namanya adalah Pasaranjaya (pasar setan). Konon menurut cerita yang beredar jika bermalam disana maka sepanjang malam kita akan mendengar suara orang yang ribut seakan-akan seperti dipasar. Namun jalur yang akan kami lewati adalah tidak melalui tempat tersebut.

1336643054273943123
Jalur menurun, tampak juga Pasar anjaya

Dipercabangan tersebut kami melakukan orientasi peta terlebih dahulu untuk mengetahui dan mengambil titiknya serta menyesuaikan dengan rencana jalur yang telah kami buat di peta. Setelah yakin, perjalanan kami lanjutkan dengan mengambil arah berbelok kekanan. Medan menurun harus kami lewati sambil sekali-kali harus teliti memilih jalur yang sudah mulai tertutup.

Jalur yang terjal dan vegetasi berupa rotan yang berduri serta pohon yang tumbang memaksa kami beberapa kali harus merayap untuk melewatinya. Hari semakin sore disertai hujan yang mengguyur kami dan berada ditengah-tengah hutan tertutup membuat suasana semakin gelap.

Disini kami harus berpisah dengan dua orang kawan yang berjalan duluan didepan. Ketika mendapat sungai, kami berempat mulai curiga seharusnya kedua kawan tersebut pasti menunggu kami disini karena kondisi mulai gelap. Ketakutanku mereka bergeser melewati Pasaranjaya. Tapi untunglah kami bertemu kembali setelah saya dan seorang kawanku menyusulnya. 

CAMP KEDUA
Hujan semakin deras, kami putuskan mendirikan tenda dan malam ini camp kedua disekitar sungai berareal datar. Badan yang mulai menggigil segera kami hangatkan dengan masuk kedalam tenda dan menikmati air hangat lagi-lagi buatan dua orang gadis tangguh bersama kami. 

13366439021266003051

Sungai di dekat lokasi camp

1336661605399339150
Jamur Beracun

Lembah Kharisma-Puncak Bawakaraeng
Sebenarnya target untuk camp kedua adalah di Lembah Kharisma namun karena kemalaman akhirnya diputuskan bermalam disekitar sungai tersebut. Dari Lokasi camp kedua ke Lembah Kharisma adalah sekitar 20 menit. Vegetasinya masih berupa rotan yang berduri dan pohon-pohon besar. 

Lembah Kharisma merupakan nama lokasi dimana para pendaki yang akan melintas biasa bercamp karena berupa bidang datar dan terdapat sumber air. Jika tidak salah, jalur ini pertama kali ditemukan oleh KPA Kharisma Makassar. Dari sini menuju Puncak Bawakaraeng dibutuhkan waktu sehari lagi dengan melakukan trekking serta melewati punggungan-punggungan perbukitan dengan jalur yang sangat terjal, samping kiri dan kanan adalah jurang yang sangat dalam. 

Setelah melewati pos 13, 12, dan 11 Gunung Bawakaraeng barulah kami sampai dititik Triangulasi (Pos 10). Dari sini tampak Gunung Lompobattang disebelahnya. Pemandangan saat senja di puncak Bawakaraeng sungguh sangat indah. Bukan hanya kami saja yang menikmatinya, beberapa orang pendaki yang kami temui juga tidak melewatkan momen tersebut. Setelah camp semalam lagi di pos sepuluh bawakaraeng besok paginya kami telah sampai di Dusun Lembanna, kaki gunung Bawakaraeng. Bermalam dibasecamp, ke-esokannya harinya kembali ke Makassar dengan segudang pengalaman dan cerita menarik.

May 08, 2012

Lintas Gunung Lompobattang & Bawakaraeng (Bagian Satu)


13365808891709551988
Gunung Lompobattang dari Kejauhan

Gunung Lompobattang dan Bawakaraaeng berada di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Gunung yang masing-masing memiliki ketinggian 2878 dan 2829 mdpl (meter dari permukaan laut). Kedua gunung ini memiliki cerita mistik dan merupakan tempat favorit para pendaki di Sulawesi Selatan.

Untuk mendakinya sekaligus (lintas alam dua gunung) diperlukan stamina yang cukup, mengingat lama pendakian sekitar empat hingga lima hari serta medan yang curam dan kondisi cuaca yang kadang tidak bersahabat. Maka dari itu kebanyakan orang hanya mendaki salah satunya saja dibanding melintasi keduanya. Kami berenam : saya sendiri, Tope, Murham, Jasman dan dua orang wanita tangguh (Hartil dan Jannah) akan melintas kedua gunung tersebut sekaligus melakukan pendataan.

Untuk menuju titik awal pendakian, dimulai dari kampus Unhas Makassar ke terminal Mallengkeri dan melanjutkan perjalanan dengan menggunakan angkutan umum sampai ke pertigaan jalan di Lembang Bu’ne. Kemudian dilanjutkan dengan berjalan kaki menuju Base Camp Parambintolo, lokasi ini kurang lebih setengah jam perjalanan.

BASE CAMP GUNUNG LOMPOBATTANG
Base Camp Parambintolo terletak di dusun Lembang Bu’ne, kelurahan Cikoro’ kecamatan Tompobulu, kab. Gowa. Daerah ini merupakan dusun terakhir yang terletak di kaki gunung Lompobattang dan biasanya dilalui para pendaki gunung sebagai jalur pendakian menuju gunung Lompobattang.
BaseCamp Parambintolo adalah rumah kepala dusun (Tata Juma’) sekaligus orangtua kami. Sudah lumayan lama rumahnya kami jadikan sebagai basecamp dikaki gunung lompobattang (Base camp Sar Unhas Makassar). Disarankan jika ada yang ingin mendaki lompobattang sebaiknya meminta izin terlebih dahulu kepada kepala dusun.

CAMP PERTAMA (Pos 9)
Setelah bermalam di basecamp, esok paginya berpamitan kepada Tata lalu berdo’a dan melanjutkan perjalanan dengan tujuan camp di teras pos Sembilan. Dari rumah pak dusun menuju pos 1 kita masih melewati jalan pengerasan lalu belok kiri sekitar duaratus meteran sebelum tiba di sungai pos pertama (1520 mdpl). 

Kemudian perjalanan di lanjutkan ke pos 2 (1873 mdpl). Vegetasi yang dominan berupa lumut, tanaman paku-pakuan dan belukar. Pos dua berupa sumber air dan sungai terakhir sebelum pos Sembilan. Disini, kami putuskan untuk istrahat sejenak dan makan siang. 

Sebelum melanjutkan perjalanan disarankan untuk mengisi botol-botol yang kosong dan membawa air yang cukup sebelum mendapati sumber air terakhir atau sebagai persiapan jika tidak sampai bermalam di pos Sembilan. Jarak tempuh menuju Pos 3 sekitar 460 meter dengan waktu tempuh sekitar 29 menit. Keadaan alam pos tiga (2063 mdpl) cukup tertutup karena semak belukar yang rimbun. 

Dari pos 3 melewati pos empat, lima, enam hingga pos 7, jalur yang kita lewati masih menanjak dan trekking. Untuk mencapai pos tujuh (2696 mdpl) membutuhkan waktu sekitar 2,5 jam lebih. Bisa dijadikan area camp karena lokasi agak luas dan datar, namun dipos ini tidak terdapat sumber air, kondisi medan berupa tanah dan bebatuan.

Di pos tujuh kami rehat sejenak sambil melengkapi data-data yang diperoleh sepanjang pos-pos yang dilewati sebelumnya serta melakukan orientasi peta. Selanjutnya Menuju pos delapan sekitar 20 menit. Elevasi pos 8 (2702 mdpl) kondisinya sangat terbuka, kita pun bisa menikmati pemandangan alam dan kontur-kontur hutan pegunungan Lompobattang. 

Sekitar jam 03.40 waktu lompobattang akhirnya kami sampai di pos 9 (2759 mdpl) berupa teras yang bisa menampung hingga empat tenda. Segera mendirikan tenda lalu menikmati seduhan kopi hangat hasil racikan dua orang gadis yang ikut dalam perjalanan lintas ini. 

Semua rasa capek seharian terbalas dengan pemandangan matahari terbenam berwarna jingga dan awan bergelombang dan tampak pula gunung-gunung berjejeran membentuk lukisan alam yang sangat indah, sungguh pemandangan yang luar biasa. Dari Lokasi camp kita sudah bisa melihat puncak (Pos X) dari balik tebing-tebing batu di pos 9 ini. Maka dari itu jika ada yang melakukan pendakian ke Gunung Lompobattang ini pasti memilih lokasi camp di pos sembilan ini.

1336582074924225806

Senja di Pos Sembilan

Pada malam hari kita bisa menikmati kelap kelip lampu perkotaan seperti Kabupaten Bantaeng dari kejauhan. Angin semakin kencang dan suhu pada Thermometer menunjuk angka 9 derajat Celsius seakan mengisyaratkan bahwa kami harus masuk ke dalam tenda untuk segera beristirahat dan mengumpulkan tenaga untuk melanjutkan perjalanan esok harinya. 

13365825671307107810

Lokasi Camp Pos Sembilan

# Bersambung…

May 04, 2012

meng-ITERASI-kan CINTA

Iterasi adalah pekerjaan berulang-ulang hingga mendapatkan hasil yang maksimal. Dalam ilmu statistik teori ini disebut iterasi untuk melinearkan bilangan persamaan. Kita harus melakukan serangkaian proses untuk mendapatkan hasil akhir yang diinginkan. Namun pada tulisan ini aku tidak ingin membahas angka-angka yang mungkin sebagian orang tidak menyenanginya. Jika ingin berbicara tentang hal statistik kita cari waktu lain saja.

Aku ingin menganalogikannya dengan masalah hati atau cinta walau aku sendiri tidak terlalu paham dengan yang namanya cinta itu sendiri.

Ada yang pernah bahkan sering berulang-ulang mengalami yang namannya patah hati atau sebut saja putus cinta. Dan yang aku pahami, cinta yang hilang itu akan selalu siap diganti dengan cinta yang lebih besar dari kondisi sebelumnya. Jatuh cinta dan kembali menemukan kekasih yang baru. Maka patah hati dan jatuh cinta itu adalah anugerah. Patah hati adalah awal tumbuhnya cinta yang lain. Mengembaralah dan jangan pernah takut akan putus cinta.

Perkara ini mungkin akan sama halnya dengan menjalin hubungan pertemanan/mencari sahabat. Tidak dipungkiri kita memang sedang berada ditengah-tengah lingkungan social atau pada komunitas tertentu. Namun untuk mencari sosok teman atau sahabat yang sesuai dengan karakter kita itu akan sulit. Pada akhirnya akan selalu ada teman yang datang menghampiri dan pergi terlebih pada setiap lingkungan yang kita datangi. Mungkin kita harus beradaptasi terlebih dahulu.

Kesimpulannya seperti ini, proses pencarian cinta kasih atau teman sejati adalah proses iterasi pada beberapa orang yang kita kenal. Bisa pada dua, tiga, empat, enam, hingga angka puluhan orang barulah akan menemukan seseorang yang sebenar-benarnya dicari. Seperti itu kira-kira,-

Kostan siang hari, menulis tidak tahu benar atau salah...

TERPOPULER BULAN INI