May 23, 2012

Menanti Perayaan di Penghujung Musim

Musim hampir saja berakhir menghampiriku. Pada pergantian dan rotasi-rotasi waktu dari malam menjadi pagi kemudian siang beranjak bertemu senja, ada beberapa hari yang menjenuhkan telah aku jumpai. Juga ada satu dua tiga hingga lima wajah-wajah yang memuakkan bagiku. 

Mereka menyerupai nabi atau rasul terlalu sempurna untuk kategori seorang hamba. Menganggap diri  memiliki  nilai aritmetika seratus lalu aku akan mengalikannya dengan angka nol dan silahkan temukan sendiri hasilnya pada alat penghitung kalian, tidak bernilai apa-apa.

Terkadang dari mereka ada yang menghujat dan mencercaku dengan pertanyaan-pertanyaan yang seharusnya dilemparkan ke mukanya sendiri. Ada juga yang menertawakanku layaknya sedang menyaksikan opera van java atau lawakan lainnya, sebuah tontonan yang tidak menghibur dan pertunjukkan yang tidak bermutu.

Marah emosi pasti, tunggu aku akan mengumpulkan kekuatan untuk menampar kalian dengan sekeras-kerasnya. Kalian harus tahu aku ini lahir dari kepulauan tukang besi berkarakter keras memiliki kaki dan lengan yang kuat. Telah ditempa pada ganasnya samudera dan kerasnya hidup di rimba raya menjadikanku manusia tangguh.

Sebelum musim ini sebenar-benarnya berakhir aku harus mengangkat suatu piala kemenangan. Kemenangan yang akan membungkam mulut besar mereka agar tertutup serapat-rapatnya. Lalu akan aku rayakan dengan  secangkir kopi diatas puncak gunung sana, kali ini berdua-dua denganmu bersama wanita titipan Tuhan. Kemudian kita akan tertawa sekeras-kerasnya dan terbahak-bahaknya sebagai bentuk perayaan kemenangan diantara sekian ceremoni lainnya. Percaya saja,-



Comments
0 Comments

No comments:

Post a Comment

TERPOPULER BULAN INI