INTERNET, hari ini amat memegang peranan penting dalam penyampaian informasi kepada khalayak ramai. Hampir setiap hari semua orang mengakses dan membutuhkannya. Terkadang bagi seseorang tak membuka internet sehari saja serasa ada yang kurang dalam hidupnya entah itu sekedar untuk mengupdate berita di jejaring media sosial semisal facebook, twitter, blog atau sekedar membaca info terbaru pada berbagai situs media online.
Internet
tak lagi menjadi barang mahal dan konsumsi masyarakat perkotaan saja, namun
sekarang telah menjangkau berbagai pelosok daerah. Kabar baiknya ruang maya
tersebut kini bukanlah menjadi sesuatu yang asing di kampung halaman saya yakni
Pulau Tomia Kabupaten Wakatobi. Hari ini siapa saja bisa mengaksesnya walaupun
masih dalam kecepatan yang terbatas.
Jika
menilik manfaat dan perkembangan internet yang bergerak begitu cepatnya ada
banyak sisi positif yang mesti diambil. Dewasa ini, masyarakat pengguna
internet aktif di Kepulauan Tukang Besi (sebutan lain wakatobi) terbilang
signifikan. Perihal tersebut bisa dilihat pengguna jejaring sosial serta dari
grup-grup yang dibuat di media sosial facebook sebagai tempat bertukar
informasi dan diskusi online tentang
segala hal akan wakatobi. Banyak dari mereka yang tersebar berdomisili di luar
pulau menyatakan dahaga kerinduan pada perkembangan kampung halamannya.
Namun
dari sekian banyak pengguna internet ini tak banyak yang memilih jalan menjadi
seorang blogger (netizen-pewarta warga). Saya juga
ingin mengatakan masih sangat kurangnya penulis-penulis wakatobi khususnya asal
Tomia yang bisa berbicara lewat tulisan akan daerahnya. Entah itu ulasan
tentang sudut kehidupan masyarakatnya, keindahan alam bawah lautnya, kearifan
lokal, budaya, kuliner atau hal lainnya. Di dunia maya bernama internet segala
hal yang berbau wakatobi banyak ditulis oleh para traveller yang menyambangi
wilayah ini, mereka takjub akan bingkai alamnya sebagai salah satu lokasi
wisata surga nyata bawah laut terkemuka di Indonesia. Wakatobi sebagai
kabupaten baru dan sedang berkembang sudah selayaknya harus mengetahui lebih
banyak lagi kondisi daerahnya sendiri dibanding masyarakat luar.
Saya
sendiri menyalurkan catatan-catatan harian melalui blog pribadi ini. Lewat media tersebut saya tetap
memupuk keinginan untuk selalu menulis akan apa saja yang menarik dan gampang
dikisahkan. Namun, saya juga bergabung pada komunitas jurnalis warga terbesar di indonesia yakni kompasiana sejak november
2011 lalu. Walau tak seproduktif kompasianer (sebutan blogger kompasiana) lainnya, itu bukanlah menjadi
sesuatu yang melemahkan atau menjadikan minder namun dari merekalah saya
menyerap inspirasi dan menjadikannya sebagai tempat untuk belajar lebih baik
lagi cara menulis. Alhasil, berkah menulis pada blog keroyokan tersebut adalah
pernah menjuarai kompetisi menulis seputar wisata atau catatan perjalanan. Itu adalah begian kecil dari apresiasi dalam menulis namun sangat menyenangkan.
Nah,
rupanya berawal dari sini beberapa teman mahasiswa Tomia-Wakatobi yang ada di
Makassar termotivasi sehingga meminta untuk dibuatkan blog serta memandunya
dalam beraktivitas blogging. Berkat lainnya dari menjuarai lomba menulis yaitu ketika mudik setahun lalu ada teman-teman mengenal saya sebagai blogger. Dan saat itu mereka
sempat berbincang banyak dengan saya tentang dunia blog. Dari kesimpulannya
mereka meminta saya agar bersama-sama menjadikan atau memasyarakatkan blog
sebagai hal positif di Kabupaten Wakatobi. Tentu ini dukungan moril untuk bisa
menyebarkan virus ngeblog lebih jauh lagi, khususnya dikampung halaman sendiri.
Menyikapi
antusiasme seputar dunia blog dikalangan masyarakat Wakatobi, saya bersama beberapa teman lainnya memiliki keinginan dan
harapan untuk membuat suatu wadah komunitas blogger Wakatobi. Impian tersebut
berupa bentuk website atau blog yang bisa menampung aspirasi dan minat menulis
para pengguna internet seluruh warga
wakatobi. Mengenai bentuk desain, nama serta hal teknis lainnya sedang menjadi
pertimbangan dan bahan renungan kami. Semoga akan menjadi sesuatu yang
terkabul.
Lewat
komunitas ini diharapkan akan menumbuhkan serta melahirkan penulis yang bisa
berbicara banyak tentang wakatobi sendiri. Saya percaya masih banyak hal yang
tak banyak diketahui oleh generasi wakatobi hari ini entah itu sejarah
wakatobi, dogeng-dogeng masa kecil dahulu, permainan tradisional, adat-istiadat
serta masih banyak hal umum lainnya yang kesemua itu mestinya dibagikan.
Melalui komunitas blogger yang ingin saya buat tersebut harus bisa menjangkau
setiap lapisan masyarakat baik pelajar, mahasiswa wakatobi dimanapun, pegawai
pemerintahan, para pendidik atau lainnya. Wadah ini akan menjadi sarana
berekspresi dan berkarya lewat ide-ide menulis yang konstruktif. Disini setiap
orang bisa menularkan nilai-nilai edukasi atau inspirasi kehidupan kepada yang
lainnya.
Tulisan-tulisan
pada Komunitas blogger ini diharapkan menjadi perpustakaan online tentang
segala informasi mengenai wakatobi secara menyeluruh. Konten yang tersaji pun
bisa tentang isu-isu mutakhir di Indosesia atau wakatobi khususnya. Siapa pun
anak pulau tukang besi bisa bergabung dan membuat akun lalu menuangkan
pemikirannya entah itu sastra, perjalanan, budaya, pariwisata dan sebagainya
yang menurut baginya mudah. Saya meyakini keberadaan komunitas blogger ini akan
mengenalkan wakatobi lebih jauh lagi sebab tulisan adalah cara untuk menyapa
orang lain dimanapun berada.
***
Namun
hal yang menjadi kerinduan terbesar saya pribadi adalah komunitas blogger
wakatobi tersebut bisa menjadi perekat simpul kerukunan dan media silaturahim anak-anak pulau wakatobi di
seluruh seantro wilayah Indonesia.
Itulah bentuk angan-angan saya akan pemanfaatan internet yang positif.
Semoga menjadi wadah interaksi yang baik dalam dunia maya sehingga kelak bisa
membangun Kabupaten Wakatobi ke arah kemajuan utamanya generasi mudanya untuk
lebih berkreasi lagi dalam dunia tulis-menulis. Semoga.
*)Disadur dari tulisan saya pribadi di kompasiana. Berapa bagian mengalami editing namun tak mengurangi esensinya.
Ide yang harus segera di wujudkan dan ke depannya bisa dikembangkan menjadi sarana belajar anak-anak pulau.
ReplyDeleteyah, semoga bisa terealisasi...
Deletebuset...
ReplyDeletetrenyuh bacanya mas...
hebat euy :)
jadi penasaran pengen ikutan ke wakatobi
apalagi sama yang ini: "Siapa pun anak pulau tukang besi bisa bergabung dan membuat akun lalu menuangkan pemikirannya entah itu sastra, perjalanan, budaya, pariwisata dan sebagainya yang menurut baginya mudah."
trimakasih mas choirul atas kunjungan baliknya...
Deleteayo mas skali-kali jg sambangi wakatobi.. hehe
semoga terwujud ya :D
ReplyDeleteamiinn...
Deletetrimaksih mbak vanisa sdh berkunjung balik..