dok. pribadi |
Menyambangi
Pare adalah rencana yang tak terduga dan tak pernah terpikirkan oleh saya.
Kalaupun ada keinginan untuk menjejakkan kaki ini di tanah Jawa yakni hanya
ingin menziarahi tempat dimana Sok Hok Gie menghembuskan nafas terakhirnya di
Maha Meru atau tepatnya gunung Semeru. Iya itu bertahun lalu saat darah
petualangan saya amat kuat mengaliri nadi dengan gemar menyelami keheningan di
gunung dan belantara. Sayangnya keinginan itu tak pernah berjodoh dengan saya. Penguasa
langit belum mengizinkan hingga hari ini. Oh,~tak apa setidaknya
harapan-harapan itu saya sering tiupkan ke atas mega-mega sana.
Sekali lagi saya
ingin mengatakan bahwa empat bulan lalu saya mengangkat daypack kesayang lalu memutuskan
ke Pare atau lebih famous orang menyebutnya kampoeng inggris. Ya tentu saja
saya kesana untuk belajar bahasa inggris terkhusus mengikuti kursus speaking
untuk berbicara.
Sungguh amat
berat bagi diri ini yang boleh dikata adalah pemula. Memulai sesuatu hal yang baru barangkali
selalu seperti itu, amat sukar. Saya tak pernah menyukai bahasa inggris
sebelumnya jauh beda dengan ihwal yang berkaitan dengan bahasa indonesia, saya
amat menyukainya terkhusus menulis. Namun belakangan saya merasa mempelajari
hal lain yakni english adalah satu tantangan tersendiri terlebih di kampung
saya Tomia adalah pusat penyelaman di wakatobi dimana banyak orang asing
berkunjung kesini. Tidak dapat dipungkiri mempelajari bahasa lain juga penting,
sama halnya mengapa saya mulai mempelajari diving karena saya tak ingin
kemegahan kampung saya hanya dinikmati orang lain semata.
Bulan
pertama di kampoeng inggris adalah masa beradaptasi. Lidah yang kaku mulai
harus dibiasakan untuk berucap kata perkata english begitu juga dengan telinga
harus dipaksa mendengar banyak hal untuk menunjang proses belajar bahasa
mendunia itu. Saya mulai mengikuti kelas-kelas basic vocabulary atau kelas
speak basic serta mengikuti program lainnya. Saya beruntung memiliki room mate
yang selalu membantu saya begitu juga dengan teman-teman se-camp dan tentu tak
terlupa para tutor saya. Thank a lot.
Pare never ending story. Saya suka segala hal tentang kampoeng
inggris. Kemana-mana seseorang akan mengayuh sepeda. Kita bisa merental sepeda
dengan beragam tarif dan durasi. Dan yang paling membuat pare menjadi tujuan
banyak orang untuk belajar adalah karena banyaknya lembaga kursus yang
tersedia, kita boleh memilih yang mana sesuai dengan tujuan kita disana. Program-program
yang disediakan pun beragam dan menarik serta dengan metode yang berbeda.
Barangkali
tak salah jika ada yang menyebut kampoeng inggris adalah the best place for learn english. Kita bisa dengan mudah menemukan
orang untuk membuat percakapan atau bertanya. Walaupun kita masih pemula namun
mereka akan ikhlas membantu atau memberikan saran untuk meningkatkan kemampuan
berbahasa seseorang. Tak perlu sungkan atau minder akan diketawakan karena
kampoeng inggris adalah tempat dimana begitu banyak orang belajar dan belajar. Di
jalan-jalan, warung-warung makan atau di cafe-cafe mereka bisa diketemukan. So dont
be shy.
Menjejakkan kaki
di pare adalah pengalaman baru di tanah java. Saya menemukan banyak hal dan
pengetahuan baru. Juga menjumpai teman baru, di kampoeng inggris banyak orang
datang dari sudut-sudut indonesia mereka berasal dari sabang hingga merauke
dengan segala latar belangnya. Semacam miniatur indonesia mungkin dengan segala
kekhasan dan kemajemukannya masing-masing. Tak hanya berjumpa dengan sesama
dari negeri sendiri, tapi saya juga berteman dengan dari negara lain semisal
thailand atau dari jepang. Mereka jauh-jauh datang juga untuk belajar bahasa
inggris. Oh, sungguh kampoeng inggris sangat termashur.
***
Belajar
memang dimana saja, kapan saja dan kepada siapa saja. Jadi tak ada kata
terlambat, Bukan!! Tiga bulan rasanya tidak cukup bagi diri ini untuk berada di
pare mengapa karena saya baru saja jatuh cinta pada bahasa inggris. Masih ada
banyak hal yang harus saya pelajari dan pahami terlebih aksen daerah masih
kental. Jadi wajar jika my speak english not well. Tapi setidaknya hingga hari
ini hasrat untuk belajar saya masih berapi-api. Saya rasa itu modal untuk
mempelajari sesuatu, itulah kecintaan. Semoga saya selalu konsisten pada
hal-hal yang telah saya putuskan untuk dicintai. Saya selalu teringat ucapan tutor saya waktu di pare : repetition
is the key to get fluency..
Akhir kata,
terimakasih banyak kepada mr.wilis,
mr.ridho, mr.bayu, mr.angga, mr.ashar, mr.ilham, mr.satria dan segala pihak
yang telah mendukung dan membantu selama di pare. Succses for me, Succses for
you,. Succes for you all. More learn and
always practice guys.
-
Tomia, 21 juli 2017
Mari sini abangku. . .😁
ReplyDeleteDerawan jauh...😀
DeleteMari sini abangku. . .😁
ReplyDeleteSemakin penasaran dengan kampung yang satu ini. Semoga saja rejeki dan keberuntungan bisa membawa saya kesana suatu saat nanti.
ReplyDelete