Pagi itu 06.00 wita (28/05) mobil mini bus yang
kami tumpangi tiba di Pasar Lambocca, Kabupaten Bantaeng Sulawesi
Selatan. Sebelumnya perjalanan diawali dari Bandara Sultan Hasanuddin
Makassar tepatnya jam 03.00 dini hari sebab disanalah titik untuk
berkumpul kemudian melaju melewati beberapa kabupaten. Geliat atau
aktivitas jual beli para pedagang sudah
nampak ramai di pasar tersebut sesaat setelah menginjakkan kaki.
Suasana pagi yang segar disertai tiupan sepoi angin saya dapati di pasar
Lambocca mengingat posisinya tepat berada di pinggir laut serta
landscap pegunungan Lompobattang dan Bawakaraeng menambah indahnya
pemandangan.
Saya tak sendirian namun
bersama dua orang admin kompasiana dan beberapa kompasianer makassar
serta kompasianer bantaeng yang sudah menunggu di lokasi. Ada
alasan lain yang membawa kompasiana ke tempat tersebut yaitu untuk
meliput dan menjadi saksi kemeriahan festival pasar rakyat dan peresmian
Los Basah sebagai unit percontohan Pasar SEJAHTERA di Pasar Lambocca,
Kabupaten Bantaeng Sulawesi Selatan. Nantinya kehadiran pasar
tradisional seperti pasar lambocca dapat menjadi referensi bagi
pasar-pasar rakyat lainnya di nusantara.
Program pasar SEJAHTERA merupakan kependekan dari sehat, hijau, bersih, dan terawat.
Sungguh hal itu bukan isapan jempol belaka. Saya dan kompasianer
lainnya menjumpai kondisi pasar Lambocca amat bersih, tertata rapi dan
terawat, ditanami banyak pohon, serta dibangunya fasilitas kesehatan di
dalam kawasan pasar. Berada di pasar Lambocca, pembeli akan merasa betah
berlama-lama dan nyaman melalukan transaksi. Pengalaman menyambangi
pasar Lambocca meninggalkan kisah bahwa kondisi dan atmosfirnya jauh
dari pasar rakyat atau pasar tradisional
lain yang seolah terkesan kotor, bau atau tak teratur. Akan tetapi, di
pasar Lambocca Bantaeng pengunjung tak akan menemukan hal tersebut.
Percayalah!
Hadirnya pasar Lambocca
menjadi pasar rakyat yang bernuasa modern tak terlepas dari peran
pemimpin Kabupaten Bantaeng yaitu Prof. Dr. Ir. H. M. Nurdin Abdullah,
M.Agr. Ia, telah menyulap pasar tradisional Lambocca sehingga tak kalah
dengan pasar modern atau pusat perbelanjaan seperti mal dan supermarket.
“Empat tahun lalu Pasar Lambocca sangat kumuh. Masalah lain yang juga
muncul saat itu adalah pasar ikan yang selalu ditempatkan di
bangku-bangku sehingga selalu menimbulkan bau yang tak mengenakan “. Bupati Bantaeng ini juga mengatakan dalam sambutannya “kalau
di pasar supermarket tidak bisa menawar namun di pasar tradisional bisa
mencari kebutuhan sesuai yang diperlukan dan bisa menawar.
Fasilitas Kesehatan di Pasar Lambocca |
Atas hal itu, kini Pasar
tradisional Lambocca terpilih menjadi pasar percontohan sebagai pasar
SEJAHTERA (sehat, bersih, hijau dan terawat) di Indonesia. Menanggapi
predikat tersebut Nurdin Abdullah berujar “Saya bersyukur karena Yayasan Danamon Peduli memilih Pasar Lambocca menjadi lokasi program pasar percontohan. Pasar
Lambocca menjadi percontohan karena dibangun berbagai fasilitas yang
ada seperti mesjid, timbangan, balai kesehatan serta Pasar Lambocca
menjadi pasar kejujuran” ungkapnya.
Lewat kesempatan itu juga Bupati Bantaeng menitipkan pesan kepada
seluruh pedagang untuk senantiasa menjaga lingkungan pasar agar tetap
bersih karena tahun ini akan dibangun terminal sayur yang akan
bersinergi dengan Pasar Lambocca.
Pujian juga datang dari
ibu Dr. Ekowati Rahajeng SKM, M.Kes (perwakilan dari Kementerian
Kesehatan) dalam sambutannya bahwa “mengapresiasi dengan adanya balai
kesehatan yang ada di Pasar Lambocca sehingga bisa menjadi percontohan
bagi pasar tradisional lainnya tak hanya di Sulawesi Selatan namun juga
di Indonesia secara luas”. Tak sampai disitu, ia juga mengatakan “Pasar
Lambocca sangat bersih dan tidak tercium bau, sebab pasar juga menjadi
awal dari kesehatan” masyarakat. Namun Ibu Ekowati Rahajeng memberikan
masukan “Pasar Lambocca perlu melengkapi saluran air bersih (kran)
untuk setiap pedagang. Musholla ditempatkan dibelakang kalau bisa
ditukar dengan ruang smoking area yang ada didepan” ujarnya dengan nada sedih.
Seperti yang kita ketahui bahwa keberadaan
pasar rakyat merupakan bagian terpenting yang tak terpisahkan dalam
kehidupan sosio-ekonomi masyarakat indonesia. Pasar rakyat menjadi
sumber penghidupan bagi lebih dari 30 juta penduduk indonesia yang
bermata pencaharian sebagai pedagang sebab di pasarlah dipasok segala
kebutuhan masyarakat. Berdasar hal itu ibu Dr. Ekowati Rahajeng SKM, M.Kes mengatakan dalam sambutannya “pasar rakyat menjadi forum silaturahim antar sesama”. Senada hal yang sama diungkapkan oleh Ibu Restu Pratiwi (Ketua Yayasan Danamon Peduli) bahwa “pasar adalah salah satu ruang publik tempat interaksi sosial Bangsa Indonesia yang harus terus kita kembangkan dan jaga.”
Melalui festival pasar
rakyat menjadi ajang promosi dan kampanye kepada masyarakat luas agar
pasar rakyat mampu bersaing dengan pasar ritel modern. Tak hanya itu
kegiatan festival pasar rakyat menjadi kanal kampanye untuk mengangkat
kekayaan suatu pasar dengan melihat aspek historis-sejarah, budaya,
kearifan lokal, kekayaan komoditas dan kuliner. Maka tak
tanggung-tanggung dalam festival pasar rakyat Lambocca pemerintah daerah
Kab. Bantaeng terlihat sangat
serius menyelenggarakan kegiatan ini dengan mendatangkan Chef Bara
Pattiradjawane atau dikenal dengan sebutan Super Cook. Hadir pula
pemerhati kuliner Arie Parikesit serta Handoko Hendroyono, seorang
pekerja kreatif atau produser film Filosofi Kopi. “Kopi lokal
Bantaeng sangat enak namun masih perlu dieksplorasi lagi lalu
dipromosikan lewat moment besar dengan mengundang media” ujar Handoko Hendroyono ditengah meriahnya festival pasar Lambocca.
Pada festival pasar
rakyat Lambocca juga dilakukan aksi bersih lingkungan dengan membuat 200
lubang pori yang berfungsi sebagai sumur resapan agar ketika musim
penghujan tak menggenangi kawasan pasar. Hal itu ditunjukkan oleh para
pedangang sebagai bentuk mewujudkan komponen “hijau” pada program pasar
SEJAHTERA. Barangkali ini contoh yang baik untuk diterapkan juga di
pasar rakyat lainnya di Indonesia.
Selain itu juga dalam meriahnya festival pasar rakyat Lambocca diadakan kegiatan
lomba masak antar pedagang yang langsung dinilai oleh Chef Bara
Pattiradjawane, lomba melukis tong sampah untuk pelajar, bazar UMKM
lokal seperti pameran batu akik dan panggung hiburan rakyat yang turut
dimeriahkan oleh Bupati Bantaeng, Bapak Nurdin Abdullah dengan
menyumbangkan lagu untuk para peserta festival pasar . Seluruh rangkaian
festival pasar rakyat Lambocca terselenggara atas kerjasama Pemerintah
Kabupaten Bantaeng dan Yayasan Danamon Peduli. “Sebagai bentuk
apresiasi kami kepada masyarakat, apa yang sudah kami terima sudah
sepantasnya kami kembalikan kepada masyarakat melalui tanggung jawab
sosial perusahaan” kata Restu Pratiwi, Ketua dan Direktur Eksekutif Yayasan Danamon Peduli.
Dari jelajah pasar
rakyat Lambocca Bantaeng bersama kompasiana ini memberikan gambaran
bahwa pasar tradisional bisa menyaingi dan tak kalah dengan pasar modern
dari segi penataan dan kebersihannya bahkan pasar rakyat
lebih memilih keunggulan tersendiri yakni pembeli bisa langsung menawar
harga misalnya serta pada pasar rakyatlah nilai-nilai kearifan lokal
masih terjaga. Yah, hal itu bisa
terwujud jika pemerintah turut langsung terlibat untuk merevitalisasinya
menjadi pasar yang jauh dari kesan semrawut, tak tertata baik, tak
terawat dan tak bersih. Hadirnya pasar Lambocca memberikan contoh atas
semua itu. Semoga pula Yayasan Danamon Peduli menghidupkan kembali
pasar-pasar tradisional lainnya di Indonesia menjadi pasar rakyat yang
SEJAHTERA.
***
Seusai
acara festival pasar rakyat Lambocca, kompasianer mendapat kesempatan
menyambangi kantor Bupati Bantaeng dan bertatap muka dengan Bapak Nurdin
Abdullah yang dikenal oleh warganya atas inovasi dan kreatifitasnya
karena membangun daerahnya. Orang nomor satu di Kabupaten Bantaeng
tersebut sangat hangat menerima kami dengan berujar “apa kabar
kompasiana’’?. Ada banyak hal dan
kesan yang lahir dari perjumpaan singkat itu. Antara lain adalah
tentang jiwa kepemimpinannya, keramahannya, pemikiran serta
kesederhanaan pemimpin yang bermimpi ingin membawa kejayaan bagi
Bantaeng itu.
Melalui
kesempatan itu juga Bapak Nurdin Abdullah menyambut baik rencana
kompasianer Bantaeng untuk lebih sering lagi mengadakan kerjasama dengan
pihak kompasiana, misalnya acara blogshop atau pelatihan jurnalistik
yang nantinya bisa di ikuti oleh para blogger atau juga pegawai negeri
sipil yang ada di Kabupaten Bantaeng. “Ide-ide itu selalu kami terima,
kami selalu terbuka serta pemerintah Bantaeng akan menfasilitasinya”
pungkas bupati yang hobby berolahraga jogging itu.
*) Demikian catatan yang dapat saya kisahkan dari jelajah pasar rakyat Lambocca, Kabupaten Bantaeng. Tulisan ini disadur dari tulisan pribadi di kompasiana.com. Sumbernya ada disini
keren ya, hasil kerjanya kelihatan, pengen punya butapi seperti beliau, di tempat aku pasar itu masih bau becek dan kumuh, peran bupati seperti gak kelihatan, entah punya bupati atau gak :(
ReplyDeleteselain kebijakan dari pemimpin. peran serta masyarakat sangat perlu utk mewujudkn pasar yg sejahtera.. salam mbak iilajah
DeleteArie Parikesit? Handoko Hendroyono? Keren... Aku cuma pernah ketemu Mas Arie pas roadshow #WiisataKuliner Bango.
ReplyDeleteHuaa.. pasart tradisional yang SEJAHTERA bener-bener impian banyak orang. Dengan begitu kan para pembeli dan penjual sama-sama bisa merasa nyaman. :)
trimakasih sdh berkunjung mbak hilda. salam
Delete