February 06, 2021

Surat Cinta, Mengarang & Blogging

ngopi + blogging

 

Dalam dunia tulis menulis khususnya blogging (menulis di kanal blog) tentu tak terlepas dari minat atau ketertarikan seseorang pada ihwal berbau tulisan itu sendiri. Tepatnya harus menyukai yang namanya mengarang atau dengan kata lain jika ingin menulis harus bisa merangkai kata hingga menjadi kalimat lalu melahirkan paragraph demi paragraph. Jika ingin menulis beranilah berimajinasi serta nikmati proses menulis.

Saya sendiri menyukai menulis dan berbagi celoteh remeh temeh di blog karena punya ketertarikan dengan yang namanya mengarang kalimat.  Saya ingin mengatakan bahwa semua itu ada sejarahnya hingga jatuh cinta pada dunia kata-kata. Yakni sejak sekolah dasar memang sudah menggemari dengan kegiatan membaca serta mulai suka meniru tulisan-tulisan tegak miring indah. Barangkali atas dasar itu pula, sehingga ketika sekolah dasar kelas vi saya diutus mengikuti lomba mengarang setingkat kecamatan, mata pelajaran yang saya ikuti adalah bahasa Indonesia. Dan alhasil saya keluar sebagai juara 1. Maka sejak hari itu bertambahlah kesukaan saya pada bahasa Indonesia.

Dan ketika memasuki jenjang sekolah menengah pertama, mengikuti pelajaran bahasa Indonesia merupakan hal yang mengasyikan. Saya masih ingat ketika itu kelas 2 smp, guru mata pelajaran bahasa Indonesia dalam tiap pertemuan selalu memberikan tugas untuk mengarang selama 10 menit awal memulai kelas. Hal-hal yang ditulis tentunya seputar pengalaman pribadi yang terjadi selama sepekan. Nah, nantinya ada seseorang yang ditunjuk oleh guru agar maju ke depan kelas membacakan hasil dari mengarangnya tersebut.

Sialnya tak semua murid menyukai pelajaran bahasa Indonesia lebih-lebih harus menerima tugas mengarang. Dan kamu tahu, satu teman saya harus berhenti sekolah gara-gara hal ini. Walau sudah dibujuk dengan iming-iming agar tak memedulikan pelajaran bahasa Indonesia namun ia enggan lagi mau datang ke sekolah. Benar, bagi berapa orang mengarang adalah momok menakutkan, seperti yang dirasakan oleh teman sekelas saya tadi. Harus diakui bahwa mengarang adalah hal yang berat dilakukan waktu masih  di bangku smp. Namun bagi diri ini tantangan seperti itu sangat baik untuk melatih daya nalar dan imajinasi siswa agar berani menulis.

Lain lagi cerita pada waktu duduk di sekolah menengah atas. Kalau dimasa sma banyak hal yang terjadi berkaitan dengan dunia literasi. Mulai dari membuat puisi, mengarang serta menulis surat-surat cinta. Seperti yang kita ketahui saat itu belumlah ada handphone layaknya hari ini jadi otomatis jika ingin menyatakan maksud umpama menyukai seseorang gadis maka harus berkirim surat cinta. Tak hanya itu saya juga sering menuliskan surat untuk berkirim kabar dengan keluarga yang jauh dari kampung. Oh, iya tetangga rumah juga biasa saya buatkan tetapi kadang merepotkan bagaimana tidak, saya harus menerjemahkan bahasa daerah kedalam bahasa indonesia dan kedalam surat.

Jika ada tugas menulis puisi saya juga rajin membantu teman-teman sekelas untuk dibuatkan puisi. Mengenai tugas-tugas mengarang dari guru bahasa Indonesia, saya biasa ditunjuk oleh guru agar membacakan atau menuliskannya di depan kelas. Dan kesemua itu menyenangkan serta serupa latihan atau pelajaran yang berharga bagi saya sendiri.

Bagaimana dengan literasi mengenai surat cinta.

Soal kenangan mengenai surat cinta saya adalah pengingat ulung, namun saya sudah lupa wajah-wajah & nama-nama gadis tersebut. Seingat saya ada yang kakak kelas pun teman beda kelas. Dan biasanya saya akan dikirimkan surat cinta yang kadang mengagetkan saya. Oh, well padahal saya orangnya biasa saja, tampan tidak pintar juga tidak. Namun saya tetap merespon dan membalas kesemua surat-cinta tersebut. Proses literasi seperti ini cukup menyenangkan. Sangat jauh beda dengan hari  ini, ya! jika ingin menulis atau berkabar langsung saja di smartphone dan detik itu juga langsung tersampaikan kepada yang dimaksud.

Dahulu tidak, setelah surat cinta atau surat untuk keluarga jauh selesai ditulis maka harus dikirim dulu melalui perantara misal kapal lalu berhari-hari baru akan tiba ditujuan. Membaca balasan surat-surat itupun terasa ada yang beda jika dibanding berkirim surat lewat smartphone. Sekali lagi proses literasi semacam diatas terasa lebih bermakna.

Barangkali atas dasar pengalaman seperti apa yang dikisahkan diatas maka saat kuliah dan mulai mengenal internet, saya membuat kanal blog sebagai medium untuk menyalurkan kegemaran saya tentang menulis atau mengarang. Entah itu menulis hal remeh temeh, celoteh, prosa, atau catatan perjalanan yang saya alami. Dan yang menyenangkan dari menulis di blog (blogging) adalah bebas menulis apa saja tanpa kaidah-kaidah baku yang ditetapkan. Tiap orang bebas menulis sesuai gaya yang diinginkan (merdeka).

Satu yang pasti bahwa menulis adalah proses belajar yang tiada henti. Seperti celoteh minim makna pada halaman-halaman blog ini. Jujur saja, di awal membuat blog bertahun lalu menulis merupakan hal yang sukar, namun  seiring berjalannya waktu terasa lebih ringan merangkai kalimat. Tentu saja masih jauh dari kesempurnaan. sangat jauh! Tetapi hari ini menulis merupakan kegiatan yang menyenangkan sebab saya bebas merekam apapun lalu menghadirkannya dalam baris kata-kata. Itulah cinta barangkali, cinta pada dunia menulis.

So, ayo ngeblog. Ayo menulis!

 

-          Pulau Tomia, 07 Februari 2021

Comments
0 Comments

No comments:

Post a Comment

TERPOPULER BULAN INI