ngopi + blogging |
Dalam dunia
tulis menulis khususnya blogging (menulis
di kanal blog) tentu tak terlepas dari minat atau ketertarikan seseorang
pada ihwal berbau tulisan itu sendiri. Tepatnya harus menyukai yang namanya
mengarang atau dengan kata lain jika ingin menulis harus bisa merangkai kata
hingga menjadi kalimat lalu melahirkan paragraph demi paragraph. Jika ingin
menulis beranilah berimajinasi serta nikmati proses menulis.
Dan ketika memasuki jenjang sekolah menengah pertama, mengikuti pelajaran bahasa Indonesia merupakan hal yang mengasyikan. Saya masih ingat ketika itu kelas 2 smp, guru mata pelajaran bahasa Indonesia dalam tiap pertemuan selalu memberikan tugas untuk mengarang selama 10 menit awal memulai kelas. Hal-hal yang ditulis tentunya seputar pengalaman pribadi yang terjadi selama sepekan. Nah, nantinya ada seseorang yang ditunjuk oleh guru agar maju ke depan kelas membacakan hasil dari mengarangnya tersebut.
Sialnya tak
semua murid menyukai pelajaran bahasa Indonesia lebih-lebih harus menerima
tugas mengarang. Dan kamu tahu, satu teman saya harus berhenti sekolah
gara-gara hal ini. Walau sudah dibujuk dengan iming-iming agar tak memedulikan
pelajaran bahasa Indonesia namun ia enggan lagi mau datang ke sekolah. Benar,
bagi berapa orang mengarang adalah momok menakutkan, seperti yang dirasakan
oleh teman sekelas saya tadi. Harus diakui bahwa mengarang adalah hal yang
berat dilakukan waktu masih di bangku
smp. Namun bagi diri ini tantangan seperti itu sangat baik untuk melatih daya nalar dan imajinasi siswa agar berani menulis.
Lain lagi
cerita pada waktu duduk di sekolah menengah atas. Kalau dimasa sma banyak hal
yang terjadi berkaitan dengan dunia literasi. Mulai dari membuat puisi,
mengarang serta menulis surat-surat cinta. Seperti yang kita ketahui saat itu
belumlah ada handphone layaknya hari ini jadi otomatis jika ingin menyatakan
maksud umpama menyukai seseorang gadis maka harus berkirim surat cinta. Tak
hanya itu saya juga sering menuliskan surat untuk berkirim kabar dengan
keluarga yang jauh dari kampung. Oh, iya tetangga rumah juga biasa saya
buatkan tetapi kadang merepotkan bagaimana tidak, saya harus menerjemahkan bahasa daerah kedalam bahasa indonesia dan kedalam surat.
Jika ada tugas menulis puisi saya juga rajin membantu teman-teman sekelas untuk dibuatkan puisi. Mengenai tugas-tugas mengarang dari guru bahasa Indonesia, saya biasa ditunjuk oleh guru agar membacakan atau menuliskannya di depan kelas. Dan kesemua itu menyenangkan serta serupa latihan atau pelajaran yang berharga bagi saya sendiri.
Bagaimana dengan literasi mengenai surat cinta.
Soal kenangan mengenai surat cinta saya adalah pengingat ulung, namun saya sudah lupa wajah-wajah & nama-nama gadis tersebut. Seingat saya ada yang kakak kelas pun teman beda kelas. Dan biasanya saya akan dikirimkan surat cinta yang kadang mengagetkan saya. Oh, well padahal saya orangnya biasa saja, tampan tidak pintar juga tidak. Namun saya tetap merespon dan membalas kesemua surat-cinta tersebut. Proses literasi seperti ini cukup menyenangkan. Sangat jauh beda dengan hari ini, ya! jika ingin menulis atau berkabar langsung saja di smartphone dan detik itu juga langsung tersampaikan kepada yang dimaksud.
Dahulu tidak, setelah surat cinta atau surat untuk keluarga jauh selesai ditulis maka harus dikirim dulu melalui perantara misal kapal lalu berhari-hari baru akan tiba ditujuan. Membaca balasan surat-surat itupun terasa ada yang beda jika dibanding berkirim surat lewat smartphone. Sekali lagi proses literasi semacam diatas terasa lebih bermakna.
Barangkali atas dasar pengalaman seperti apa yang dikisahkan diatas maka saat kuliah dan mulai mengenal internet, saya membuat kanal blog sebagai medium untuk menyalurkan kegemaran saya tentang menulis atau mengarang. Entah itu menulis hal remeh temeh, celoteh, prosa, atau catatan perjalanan yang saya alami. Dan yang menyenangkan dari menulis di blog (blogging) adalah bebas menulis apa saja tanpa kaidah-kaidah baku yang ditetapkan. Tiap orang bebas menulis sesuai gaya yang diinginkan (merdeka).
Satu yang
pasti bahwa menulis adalah proses belajar yang tiada henti. Seperti celoteh minim
makna pada halaman-halaman blog ini. Jujur saja, di awal membuat blog bertahun lalu menulis
merupakan hal yang sukar, namun seiring
berjalannya waktu terasa lebih ringan merangkai kalimat. Tentu saja masih jauh dari
kesempurnaan. sangat jauh! Tetapi hari ini menulis merupakan kegiatan yang menyenangkan
sebab saya bebas merekam apapun lalu menghadirkannya dalam baris kata-kata. Itulah cinta barangkali, cinta pada dunia menulis.
So, ayo ngeblog. Ayo menulis!
- Pulau Tomia, 07 Februari 2021