Mendekatlah sayangku. Akan ku ceritakan padamu tentang arogansiku pada hari-hari akan datang, yang kata orang-orang yang mengkultuskan dirinya motivator ulung adalah impian. Sungguh ini hal yang akan kuperbuat saat beberapa musim nanti telah berlalu. Dengan nada yang nyaring serta intonasi yang jelas pada pukul dua tengah malam nanti, saat dimana kota tua ini sedang terlelap dari rutinitas hariannya maka saat itu juga akan kudendangkan padamu segala ihwal mimpiku tadi. Ah, tenanglah aku tahu engkau pasti menyukainya. percayalah padaku.
Dengan senyum khasmu yang selalu
membiusku, perlahan engkau menyimak nada bicaraku dengan sedikit sentuhan magic
puitis yang seolah-olah hal itu telah meyakinkan jalan pikiranmu. Aku selalu menyukaimu
seperti engkau yang tak pernah meragukan argumentasiku yang kadang-kadang hal
itu tak ilmiah. Jujur itu murni ungkapan terdalam palung hatiku. sekali lagi
kukatakan, aku menyukaimu seperti halnya keyakinan dirimu yang tak pernah
berkurang seinchi tentangku. ini cinta yang agung.
Terdengar ambisius mungkin. Namun
lirik masa depan ini telah kucatat rapi dengan goresan huruf tegak miring nan indah
serta terstruktur pada buku perjalanan milikku. Pengharapan yang belum sempat
kuceritakan kepadamu. Ini hadiah untukmu atas kesetiaan cintamu padaku. Aku
telah merencanakannya. Percayalah!
Akan kubuat rumah di tepi pantai
kampung halaman kita. Serupa istana mungkin, menurut kosakata
dalam ruang imajiku. Istana yang kita
berdualah perancangnya. Rumah yang menjurus ke laut agar kita selalu
menyaksikan parade senja tiap harinya, bukankah tanda kebesaran semesta itu
kesukaanmu. Aku tahu itu sebab kau sering mendengungkannya padaku juga dalam bait-bait
naskah tulisanmu.
Tak perlu mewah ataupun megah sebab kau tak
begitu mempersoalkan predikat kemewahan. Itu bagian lain yang kusuka darimu. Kaulah
orang yang merindukan kesederhanaan hidup ditengah orang-orang yang
mempersenjatai dirinya dengan kemewahan modernitas atau segala predikat kepongahannya. Ya, Kau hebat sayang. Itu yang menumbuh semai-kan derajat cintaku padamu.
Akan kubangun istana itu serupa bangunan di taman-taman surgawi. Aku ingin menghabiskan sisa hidupku disana bersamamu, tentu bersama anak kita nanti. Senantiasa berbahagialah kita tiada tara. Ah, kau kembali tersenyum mendengar hal ini. Kau tahu bukan, senyumanmu tadi adalah asupan penguat bagi rohaniku.
Pada pekarangan rumah impian kita, terdapat galangan kecil untukku membuat sebuah perahu. Dengan sentuhan jemariku serta sesekali mengadopsi rumus-formula kapal yang pernah aku pelajari pada bangku pendidikan dahulu. Setidaknya kapal itu harus tangguh dan kuat terhadap keganasan lautan. Kapal yang akan membawaku mengarungi birunya laut banda lalu menyinggahi seluruh pulau-pulau tukang besi.
Bersamaku akan ku ajak Jagat, anak kita. Alam akan mendidiknya menjadi tangguh serta perkasa. Aku ingin anak kita mencintai tanah tumpah darahnya yakni pulau tukang besi lewat perjalanan laut bersamaku. Ekspedisi ini adalah ambisi lama yang terpendam dalam diriku dimana terkadang sangat naif untuk diceritakan. Ini akan menjadi refleksi perjalanan terhadap sang pengelana yang amat aku kagumi yakni Ibn Batutah. Sebaliknya kepada penjelajah lainnya aku ingin mengutuk Columbus dari buku sejarah tentang penaklukannya terhadap dataran yang ia datangi, sungguh ia tokoh imperialis-kolonialis. Laknat!
Akan kubangun istana itu serupa bangunan di taman-taman surgawi. Aku ingin menghabiskan sisa hidupku disana bersamamu, tentu bersama anak kita nanti. Senantiasa berbahagialah kita tiada tara. Ah, kau kembali tersenyum mendengar hal ini. Kau tahu bukan, senyumanmu tadi adalah asupan penguat bagi rohaniku.
Pada pekarangan rumah impian kita, terdapat galangan kecil untukku membuat sebuah perahu. Dengan sentuhan jemariku serta sesekali mengadopsi rumus-formula kapal yang pernah aku pelajari pada bangku pendidikan dahulu. Setidaknya kapal itu harus tangguh dan kuat terhadap keganasan lautan. Kapal yang akan membawaku mengarungi birunya laut banda lalu menyinggahi seluruh pulau-pulau tukang besi.
Bersamaku akan ku ajak Jagat, anak kita. Alam akan mendidiknya menjadi tangguh serta perkasa. Aku ingin anak kita mencintai tanah tumpah darahnya yakni pulau tukang besi lewat perjalanan laut bersamaku. Ekspedisi ini adalah ambisi lama yang terpendam dalam diriku dimana terkadang sangat naif untuk diceritakan. Ini akan menjadi refleksi perjalanan terhadap sang pengelana yang amat aku kagumi yakni Ibn Batutah. Sebaliknya kepada penjelajah lainnya aku ingin mengutuk Columbus dari buku sejarah tentang penaklukannya terhadap dataran yang ia datangi, sungguh ia tokoh imperialis-kolonialis. Laknat!
hahaha,, wah. wah.. Luar biasa kanda, tapi dibagian terakhir colombus di laknat
ReplyDeletetepanjajah nai iya... heheee
ReplyDeletetapisaya menganggumi, kegigihan mereka,, seperti halnya marco polo..
ReplyDeleteharus ada alasan mendasar yg bisa menjelaskan knp bisa mengagumi marcopolo. layaknya kau mengagumi gadis berjilbab hitam itu.... yah kenapa bisa
DeleteTentunya saya mengagumi marco polo, karena ia seorang pejalan/penjelajah, bahkan ia pernah mengunjungi indonesia, morco polo juga adalah seorang penulis, menulis semua kisah perjalanannya, termaksud kuda bertanduk satu yang ada diindonesia, yang ternyata badak bercula satu.
ReplyDeleteya. namun mereka tujuannya utk ekspansi. amat beda dgn ibn batutah dan laksamana cheng ho pengembaraannya mulia.
Delete