Genap tiga bulan tanpa aktifitas scuba diving, mungkin juga lebih. Jika tidak salah mengingat terakhir menyelam adalah tanggal 11 maret bersama grup fotografer dari Thailand. Saat itu, corana belumlah semenakutkan & sebesar pemberitaan hari ini. Aturan protocol kesehatan belum seketat sekarang. Pun kasus yang terpapar virus barulah dua orang. Layar-layar kaca masih sibuk memberitakan Wuhan serta negara lain dengan angka penyebaran yang amat tinggi menjadi headline news. Sebaliknya hari ini, statistic yang positif di Indonesia kian hari menanjak grafiknya. Oh, moga lekas menurun. Moga lekas berlalu.
***
Beberapa teman yang punya minat serta ketertarikan pada diving mengajak saya untuk fun dive. Barangkali bukan mengajak namun merayu, lebih tepatnya hehe!. Jujur saja ini adalah rencana berbulan lalu yang baru saja terealisasi. Sebab musabab virus coronalah yang menjadikannya tertunda demi mempertimbangkan faktor keamanan bersama. Sejatinya saya tidak ingin mengamini/ikut, namun hitung-hitung ini sekalian untuk check dive buat saya jikalau-kalau sudah lupa cara bernapas dalam air. Tak ada salahnya dicoba. Maklumlah tiga bulan absen menyelam itu rasa-rasanya serupa akumulasi rindu dari seseorang yang menginginkan pertemuan dengan kekasihnya tengah berpisah lama. Ada rindu yang meluap-luap namun tak klimaks. Perumpamaan yang sepadan bukan!
Oh, iya sebenarnya ini agenda tahunan kami. Diantara teman saya ini sebagiannya adalah perantau, maksudnya ada yang pelajar (baca : mahasiswa) seperti Elan dan Ucang. Ada juga pemandu selam yang sudah melanglang buana kesana kemari dengan pengalaman yang tidak kami ragukan lagi, dia adalah Roy. Padanyalah kami biasa bertanya. Sebagian lagi memang tinggal menetap dan nyaman menjaga kampung Tomia, termasuk saya dan Ramadan. Oh iya hampir terlewatkan untuk disebut pada halaman ini rupanya ada juga yang baru bergabung yakni Sendy, tentunya dalam bimbingan serta pengawasan ketat. Selamat bergabung bagi yang baru bergabung. Pada intinya saya ingin mengatakan semua telah ber-certified diver jadi not a big deal. Insya Allah.
Malam hari setelah berkabar lewat whatsapp ihwal memastikan persiapan peralatan, kapal dan sebagainya. Pagi hari langsung menuju spot terdekat. Sekedar info tahukah bahwa : titik penyelaman di sekitar Pulau Tomia sangat dekat bahkan ada yang hanya butuh waktu tempuh lima menit saja. Jadi begini, rencana awal Ali Reef adalah site pertama yang akan disambangi, sayangnya angin timur seperti ini sangat tidak direkomendasikan sebab berombak jadi harapan untuk melihat schooling Mr. Jack fish pun pupus. Tak perlu mengambil resiko toh penyelaman ini diniatkan untuk bersenang-senang tapi factor keamanan tetaplah nomor satu. Maka pilihan selanjutnya adalah menyelam di Marimabuk dan Hondue.
Dive I di Marimabuk. Ini adalah pinnacle dengan kedalaman sekitar 17 meteran dengan sisinya berkontur slope serta sisi lainnya adalah drop off. Satu dari kami dengan cekatannya langsung freedive menambatkan tali pada mooringbuoy yang tersedia. Ini adalah keharusan agar tak melemparkan anchor atau jangkar. Sangat disayangkan jika ada yang datang ke spot ini lalu seenaknya membuang jangkar. Ini adalah site favorit di wakatobi sudah menjadi kewajiban untuk saling mengingatkan agar selalu menjaganya. Setelah semuanya ok barulah go down pelan-pelan. Rasa-rasanya saya agak kesulitan turun tidak seperti biasanya.. hehe barangkali seperti yang saya kisahkan diawal tadi bahwa ini efek dari tiga bulanan tidak lagi menyelam pake tabung. Sungguh! Oh, well bagaimana jika setahun apa yang akan terjadi.
Sangat tepat untuk melakukan check dive pada site tersebut. Tidak terlalu dalam, soft coral dan hard coral yang sehat serta ikan-ikannya pun ramai. Dan alhasil tidak berarus ketika itu jadi bisa bersantai ria dibawah sana. Menemukan white leaf fish nun gemulai, saya mencoba memberi signal kepada teman-teman agar mendekat. Ikan ini amat cantik serta pandai berkamuflase. Sementara itu ada Elan yang sibuk mengambil gambar dan video. Tiba-tiba Ucang memberitahu saya kalau ia melihat ikan buntal/puffer fish serta serta seekor yellow barracuda berukuran besar. Kalau Ramadan nampak santai dan cool saja di dekat ucang. Sesekali saya melirik kearah Roy yang sibuk bersama Sendy, terlihat romantic sepanjang saya perhatikan. Oh, iya selain itu kami juga menemukan nudibranch, si seksi squad shrimp, beberapa ekor Bumphead, schooling black snapper, candy crab yang lumayan besar pada habitat soft coralnya. Dan tentunya masih banyak lagi.
Catatan : kami tidak menuju site Roma yang mashur itu dengan beberapa pertimbangan yang rasional, jadi kami akan menyambanginya lain kali. Memeriksa computer selam & mengecek udara teman-teman mengharuskan kami untuk menyudahi penyelaman. Usai safety stop tiga menit lalu go up dan surface interval di pantai Hondue sambil makan siang.
Dive kedua di Hondue Beach dive site. Sedikit gambaran titik ini yakni wall dive dan akan banyak dijumpai karang over hang, semacam gua-gua berukuran kecil. Kedalaman sekitar 18-20 meter. Dan pada 15-12 meter kita akan melihat orange coral yang cukup menawan. Seperti sebelumnya, setelah semua siap lalu menuju kebawah perlahan-lahan. Pada penyelaman kedua ini semua sudah mulai enjoy dan nyaman.
Kami mencoba mengayuh fins perlahan dan memeriksa celah-celah karang jikalau-kalau ada objek menarik untuk dicermati. Tiba-tiba saja Ucang terlihat mengejar se-ekor turtle dan alhasil dia mendapatkan videonya. Well done, Ucang. Pada dive II benar Ucang lebih banyak mengambil kendali dokumentasi foto dan video kami. Lantas apa saja yang kami temukan, tentu saja banyak sebab pada spot ini tempat yang bagus berburu critters seperti nudibranchs, si cantik mantis, skeleton shrimp, spider crab, juvenile midnight snapper yang selalu menggoyangkan pinggul seksinya, hairy squat lobster yang malu-malu bersembunyi pada barrel sponge dan masih banyak lagi. Jam selam telah menunjukan 37 menit waktu penyelaman. Tiba saatnyalah untuk safety stop kemudian menyudahi penyelaman atau fun dive kali ini. Tak selang lama kapal pun menjemput lalu membawa kami pulang dengan pengalaman serta kisah-kisah nun seru tentunya. Sampai jumpa pada penyelaman yang akan datang.
***
Demikian sedikit celoteh remeh temeh atau jurnal fundive kali ini. Moga semuanya senang dan sentosa. Moga-moga lebih banyak dive selanjutnya dengan rencana yang lebih matang dan seru serta semesta senantiasa bersepakat dengan kita. Dan yang terpenting harapan kita pandemic ini segera berlalu agar geliat pariwisata Indonesia – pariwisata Wakatobi khususnya dunia selam kembali normal serta bergairah lagi & lagi. Hingga orang-orang kembali mencumbu laut (baca : menyelam) layaknya kami yang fundive kali ini. Sehat-sehatlah kita sekalian. Semoga!
- Tomia, 22 juni 2020 bersama doa-doa yang senyap agar pandami ini lekas berakhir.